kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan finansial dapat durian runtuh


Selasa, 19 Juli 2016 / 07:28 WIB
Perusahaan finansial dapat durian runtuh


Reporter: Andy Dwijayanto, Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah serius menggarap program tax amnesty. Setelah mendapatkan persetujuan parlemen, Kementerian Keuangan bersama stakeholder tengah berpikir mengenai penampungan dana repatriasi.

Saat ini, setidaknya ada 19 perusahaan sekuritas, 18 manajer investasi dan 18 bank yang akan menyerap dana repatriasi tax amnesty.

Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan, mengatakan, pihaknya memanggil beberapa perusahaan baik perbankan, perusahaan sekuritas dan manajer investasi, kemarin (18/7).

Tujuan pemanggilan ini untuk meminta kesediaan dan penandatanganan kontrak yang intinya memberikan akses kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun Kemenkeu untuk bisa melihat pergerakan dana tersebut selama tiga tahun ke depan.

"Kami harus undang dan tanya mereka ada yang berminat atau tidak. Sekuritas ada 20, manajer investasi 19 perusahaan," kata Bambang, Senin (18/7).

Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, penetapan 19 sekuritas ini dilihat dari likuiditas, modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) minimal Rp 75 miliar, laba usaha yang terjaga kemudian laba usahanya terjaga, tidak adanya pelanggaran ketentuan bursa maupun OJK atau tidak pernah terkena suspensi.

Tito menyatakan, belum tentu 19 perusahaan sekuritas tersebut semuanya mau menampung dana. "Jumlahnya bisa berubah. Ini dari surat undangan yang diundang 19 broker, mereka kan ditanya kesediaannya, bersedia melaporkan tidak, kan itu harus detail," ujarnya.

Dengan komposisi ini, Tito mengatakan bahwa cukup baik menyerap dana repatriasi ketimbang wacana sebelumnya bahwa perusahaan sekuritas BUMN yang akan mengelola.

Tito berharap, bila proses ini lancar, pasar modal akan terimbas. Paling tidak, kapitalisasi bursa akan meningkat seiring dengan masuknya dana dan produk baru yang ada.

Dirinya mengatakan hingga akhir tahun ini setidaknya kapitalisasi pasar akan tembus level Rp 6.000 triliun dari saat ini Rp 5.500 triliun. Apalagi nantinya dana nasabah akan dikunci selama tiga tahun.

Direktur Investasi Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul melihat, target kapitalisasi pasar hingga Rp 6.000 triliun itu merupakan target yang realistis. Asumsinya, akan ada duit sekitar Rp 1.000 triliun yang masuk kedalam negeri setelah tax amnesty berjalan.

Dari total tersebut, sekitar 5% atau setara Rp 50 triliun masuk ke pasar modal lokal. "Lalu ditambah lagi dengan ramainya aksi korporasi, entah itu IPO, rights issue atau private placement yang juga merupakan unsur pendorong kenaikan market cap indeks," kata Jemmy kepada KONTAN, Senin (18/7).

Jika kapitalisasi benar mencapai Rp 6.000 triliun, maka level IHSG bisa menyentuh level sekitar 5.700. Otomatis, rerata nilai transaksi bursa juga akan meningkat. "Setidaknya nilai transaksinya masih mampu bertahan, tidak lagi turun hingga di bawah Rp 7 triliun hingga akhir tahun nanti," ujar Jemmy.

Tapi, itu semua hanya bisa terjadi untuk kurun waktu jangka panjang. Selain itu, kondisi ini juga masih dipengaruhi oleh profil risiko masing-masing pemilik duit yang ada di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×