kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan mobil bekas kencang, laba BFI Finance (BFI) tumbuh 30%


Jumat, 02 November 2018 / 07:25 WIB
Permintaan mobil bekas kencang, laba BFI Finance (BFI) tumbuh 30%
ILUSTRASI. BFI Finance Indonesia


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mampu mempertahankan kinerja positif. Hingga kuartal III 2018, perusahaan mampu mencatat kenaikan laba bersih 30% secara tahunan menjadi Rp 1,1 triliun. Sedang pendapatannya tumbuh 27,5% menjadi Rp 3,7 triliun.

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary BFIN, Sudjono tak menampik, tantangan bisnis tahun ini cukup besar. Terlebih, suku bunga acuan terus meningkat dan depresiasi rupiah kian memperburuk keadaan.

Kondisi itu berpengaruh pada cost of fund industri pembiayaan. Untuk mengimbanginya, BFIN turut menaikkan bunga pembiayaannya antara 0,5%-1,0% di bulan September 2018.

"Namun, kami tetap mampu mencatat pertumbuhan yang sehat sesuai rencana kerja yang ditetapkan,” ujar Sudjono dalam keterangan tertulis, Jumat (2/11).

Meski bunga pembiayaan naik, namun BFIN masih mampu mencatat penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 12,7 triliun, naik 24,2 % dibanding periode yang sama di 2017 sebesar Rp 10,2 triliun.

Dari nilai pembiayaan baru tersebut, pembiayaan mobil bekas masih mendominasi dengan komposisi nilai pembiayaan sebesar 68%, diikuti dengan pembiayaan motor sebesar 15%, alat berat dan permesinan sebesar 14%, serta mobil baru dan properti dengan kontribusi masing-masing sebesar 2% dan 1%.

Keseluruhan pencapaian itu mendongkrak pertumbuhan piutang bersih sebesar 24,5% year on year (yoy) menjadi Rp 17,7 triliun dengan total aset sebesar Rp 19,4 triliun atau meningkat 26,8% dari periode yang sama di 2017.

Rasio kredit bermasalah  atau non-performing financing (NPF) pun dilaporkan stabil di kisaran 1,2%, sama jika dibandingkan dengan kuartal II 2018. Angka ini masih jauh lebih baik dibandingkan angka NPF industri yang berkisar di angka 3,1%.

Pasar sepertinya sudah lebih dulu merespon kinerja keuangan BFIN. Ini tercermin dari pergerakan harga saham BFIN yang naik 3,7% ke level Rp 550 per saham.

Pelaku pasar melihat, tren pemulihan industri otomotif masih berlanjut. Sehingga, ini menjadi dasar prospek BFIN masih menarik. Sebab, pembiayaan utama BFIN memang menyasar sektor otomotif.

Hingga kuartal III, BFIN telah memperluas jaringan penjualannya dari Sumatera Utara hingga Papua dengan sebaran outlet sebanyak 389 outlet, dimana 4 di antaranya terdapat Unit Usaha Syariah. Jumlah ini meningkat 47 outlet sejak akhir 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×