kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan biodiesel berpeluang meningkat, SMART (SMAR) belum akan tambah pabrik


Selasa, 20 Agustus 2019 / 22:32 WIB
Permintaan biodiesel berpeluang meningkat, SMART (SMAR) belum akan tambah pabrik
ILUSTRASI. Produsen biodiesel PT SMART Tbk (SMAR) belum berencana menambah kapasitas pabriknya.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program pemerintah untuk mendorong campuran biodiesel ke bahan bakar minyak (BBM) lewat kebijakan B20, B30, dan B50, berpeluang meningkatkan permintaan biodiesel dalam negeri. Meskipun begitu, produsen biodiesel PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR)  belum berencana menambah kapasitas pabriknya.

Padahal, kapasitas pabrik biodiesel SMAR telah terpakai secara penuh. “Mungkin akan bangun lagi tapi belum tahun ini. Kami masih lihat kelayakan. Baru pikir-pikir,"  kata Direktur SMAR Agus Purnomo di Jakarta, Selasa (20/8).

Di samping itu, menurut Agus, kapasitas pabrik biodiesel secara industri masih cukup untuk memenuhi kenaikan permintaan dalam negeri. Agus mengatakan, saat ini produksi biodiesel hanya sebesar 6 juta ton-7 juta ton per tahun dari kapasitas terpasang secara industri sebesar 12 juta ton biodiesel per tahun.

Baca Juga: Program campuran biodiesel pemerintah bisa mengerek harga CPO

Sebagai informasi, SMAR saat ini memiliki dua kilang biodiesel yang masing-masing berkapasitas 300.000 ton per tahun. Kilang tersebut berlokasi di Marunda, Jakarta dan Tarjun, Kalimantan Selatan.

Sementara itu, penjualan biodiesel berkontribusi 15% terhadap total pendapatan SMAR pada semester I-2019 yang sebesar 17,81 triliun. Seluruh biodiesel ini dijual ke pasar dalam negeri. Untuk pasar internasional, SMAR menjualnya dalam bentuk crude palm oil (CPO) yang selanjutnya akan diolah menjadi biodiesel oleh pembelinya di luar negeri.

Untuk menggenjot pertumbuhan pendapatan tahun ini, Agus mengatakan, SMAR akan mengoptimalkan antisipasi perubahan permintaan pada produk-produk turunan CPO. “Kilang-kilang kami melakukan optimalisasi produk secara berkala bahkan harian. Jadi, kalau demand suatu produk meningkat, kami akan switch ke produk tersebut sehingga tidak ada penumpukan barang karena tidak laku,” kata dia.

Baca Juga: Mumpung Perang Dagang, Sinar Mas Agro (SMAR) Bidik Pasar Ekspor CPO ke China

Langkah ini bukan diambil tanpa alasan. Menurut Agus, produk-produk turunan CPO menghasilkan margin lebih tinggi di tengah tren penurunan harga jual CPO. Produk turunan CPO yang dihasilkan perusahaan ini contohnya adalah minyak goreng, margarin, biodiesel, sabun batang hingga mie.

Oleh karena itu, pada tahun ini, SMAR menyiapkan belanja modal sebesar Rp 1,1 triliun. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, sebanyak 45% dari belanja modal tersebut digunakan untuk peningkatan kemampuan pabrik hilir dan pabrik oleokimia yang ada di Belawan, Medan.

Sementara 55% sisanya akan digunakan untuk segmen bisnis hulu, seperti replanting tanaman-tanaman yang sudah tua di perkebunan Sumatra Utara dan Kalimantan Selatan, serta menyelesaikan pembangunan mil di Rantau Panjang, Kalimantan Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×