kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perluas pasar, Anabatic tingkatkan daya saing


Senin, 20 November 2017 / 20:54 WIB
Perluas pasar, Anabatic tingkatkan daya saing


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai strategi untuk memacu pertumbuhan bisnis, PT Anabatic Technologies Tbk bakal fokus pada beberapa hal, di antaranya memperdalam penetrasi pasar global.

Perusahaan berkode saham ATIC ini secara bertahap ingin memperluas pasar, khususnya di wilayah Asean. "Pasar di Asia secara bertahap akan menyatu menjadi masyarakat ekonomi Asean," ungkap Handojo Sutjipto, Presiden Direktur Anabatic di sela-sela paparan publik di Jakarta, Senin (20/11).

Sejatinya, beberapa lini bisnis Anabatic sudah memiliki pasar global, seperti PT Anabatic Digital Rayz (ADR) yang memberikan layanan jasa Mission Critical Digital Solution (MCDS) dan PT Computrade Technology International (CTI) yang memberikan layanan Cloud & Digital Platform Partner (CDPP).

Namun begitu, PT Karyaputra Suryagemilang (KSPG) yang memberikan layanan Digital Enriched Outsourcing Service (DEOS) baru mulai menambah pasar ke Filipina tahun ini.

"Tahun sebelumnya, Anabatic dan CTI sudah di Filipina, kemudian tahun ini KSPG juga masuk," kata Hendra Halim, Direktur Keuangan Anabatic kepada KONTAN di Jakarta, Senin (20/11).

Hendra menyebut, KPSG melakukan ekspansi ke Filipina lantaran ada satu bank multinasional yang bisa digarap.

Tak hanya Filipina, perusahaan juga masuk ke pasar Timur Tengah. Hanya saja, ekspansi di Timur Tengah tidak diikuti dengan penambahan kantor, melainkan hanya bersifat proyek. "Kita enggak buka kantor, tetapi kita dapat proyek di sana, sehingga resource-nya ada di sana," kata Hendra menambahkan.

Perusahaan sudah masuk ke kawasan Timur Tengah sejak tahun 2015. Adapun pengembangan pasar di Malaysia dan India dilakukan untuk meningkatkan daya saing dengan kompetitor dari daerah tersebut.

Saat ditanya soal investasi yang dibenamkan untuk menambah pasar baru, Hendra mengatakan, dana yang diperlukan tidak cukup besar, hanya digunakan untuk membuka kantor dengan sistem sewa di Filipina, Malaysia, dan India.

Dia menyebut, untuk satu kantor, biaya sewa yang dikeluarkan per 1 bulan berkisar Rp 50 juta sampai Rp 100 juta. Sementara itu, penambahan pasar yang dilakukan melalui proyek, kata dia, tidak memerlukan investasi yang signifikan lantaran hanya sekadar menggarap proyek.

Hingga kini, kontribusi pendapatan yang disumbang dari pasar global, menurut Hendra masih terbilang kecil, di kisaran 10% dari total pendapatan perusahaan secara keseluruhan.

Namun begitu, untuk tahun depan, Herman menargetkan adanya pertumbuhan bisnis secara bertahap yang disumbang dari pasar global. "Minimal 20% sampai 30% di tahun 2018," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×