kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perluas akses permodalan ke UMKM, Cashlez gandeng Bank Commonwealth


Jumat, 04 September 2020 / 22:19 WIB
Perluas akses permodalan ke UMKM, Cashlez gandeng Bank Commonwealth
ILUSTRASI. Cashlez sebagai perusahaan fintech di bidang payment gateway yang sudah memiliki izin resmi dari Bank Indonesia, berkolaborasi dengan Visa menjadi penyedia layanan Visa Business Payment Solution Providers (BPSP) yang pertama di Indonesia.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH) menjalin kerjasama dengan Bank Commonwealth guna memperluas jangkauan akses permodalan melalui 'CommBank BizLoan' di aplikasi Cashlez.

CommBank BizLoan merupakan produk pinjaman tanpa agunan dari Bank Commonwealth untuk memberikan pinjaman modal usaha kepada Merchant.

Merchant yang terdaftar di bawah naungan Cashlez dan telah memenuhi kriteria tertentu bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengajuan CommBank Bizloan untuk mengembangkan usaha mereka.

CEO Cashlez,Tee Teddy Setiawan, mengatakan, kerja sama dengan Bank Commonwealth ini untuk mengembangkan fitur pinjaman produktif tanpa anggunan khusus untuk merchant Cashlez.

Baca Juga: Empat saham tercatat di Papan Akselerasi sepanjang 2020, berikut propesknya

Melalui Commbank BizLoan, Merchant Cashlez khususnya UMKM berpeluang untuk mendapatkan pinjaman mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 200 juta.

Teddy menambahkan, fitur ini menjadi salah satu wujud kontribusi Cashlez dalam membantu kemudahan akses bukan hanya dari sisi penerimaan pembayaran, namun juga dari sisi permodalan.

"UMKM menjadi fokus utama, dimana besar harapannya dapat membantu pengembangan usaha UMKM dalam mendukung perekonomian," ujarnya dalam rilis Jumat (4/9).

Berdasarkan data Otoritas Jasa keuangan (OJK) per September 2019, akumulasi penyaluran pinjaman dengan model P2P lending senilai Rp 60,40 triliun. Nilai ini tumbuh 166,51% secara year to date (ytd) dibandingkan Desember 2018 yang sebesar Rp 22,66 triliun.

Baca Juga: Dari 15 calon emiten dalam pipeline, satu bakal menghuni Papan Akselerasi




TERBARU

[X]
×