kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan bersih turun 2,34%, begini penjelasan Selamat Sempurna (SMSM)


Jumat, 01 November 2019 / 21:27 WIB
Penjualan bersih turun 2,34%, begini penjelasan Selamat Sempurna (SMSM)
ILUSTRASI. Sakura filter untuk mobil, produksi PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) saat Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jumat (19/9). KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 menjadi tahun yang cukup berat bagi PT Selamat Sempurna Tbk. Pasalnya, emiten komponen otomotif dan alat berat berkode saham SMSM tersebut mencatatkan penurunan penjualan neto dibanding tahun lalu.

Menilik laporan keuangan kuartal III perseroan, SMSM mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 2,85 triliun pada sembilan bulan pertama tahun lalu. Namun demikian, angka tersebut kemudian turun tipis sekitar 2,34% menjadi  Rp 2,78 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Sekretaris Perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk, Lidiana Widjojo mengatakan bahwa penurunan penjualan neto perseroan sebagian besar dipicu oleh penurunan penjualan di segmen karoseri yang dilakoni oleh PT Hydraxle Perkasa selaku entitas anak perusahaan.

Baca Juga: Bisnis Otomotif Lesu Darah, Ini Saham Pilihan Analis

Menurut keterangan Lidiana, penjualan segmen karoseri mencapai 28% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 190 miliar sepanjang Januari - September 2019. Padahal, sebelumnya penjualan segmen karoseri perseroan mencapai Rp 264 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Lidiana menilai penurunan penjualan segmen karoseri dipicu oleh kondisi pelemahan yang terjadi pada sektor pertambangan dan perkebunan yang memang memiliki kontribusi besar dalam produksi alat berat di dalam negeri.

Maklum saja, penjualan segmen karoseri perseroan memang 100% dilakukan di tingkat domestik. Oleh karenanya, penjualannya amat bergantung pada penggunaan ataupun produksi alat berat di sektor pertambangan dan perkebunan dalam negeri.

Baca Juga: Produsen Komponen Menanti Regulasi Teknis Mobil Listrik

Sementara itu, produksi alat berat dalam negeri tengah mengalami penurunan di sembilan bulan pertama tahun ini. Mengacu kepada data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (HINABI), produksi alat berat berat sepanjang Januari - September 2019 tercatat sebanyak  4.688 unit, atau turun sekitar18,47% dari tahun lalu.




TERBARU

[X]
×