kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembangan De Tjolomadoe masih butuh pendanaan Rp 900 miliar


Senin, 11 Juni 2018 / 16:09 WIB
Pengembangan De Tjolomadoe masih butuh pendanaan Rp 900 miliar
De Tjolomadoe


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca dibuka untuk umum 24 Maret 2018 lalu, wisata berita De Tjolomadoe dikunjungi hingga 1.000 orang di Hari biasa, dan 2.000 orang di akhir pekan. Namun pada bulan puasa pengujung turun 20% setiap hari.

"Pemasukan kami hingga saat ini hampir mencapai Rp 1 miliar sejak pertama dibuka Nilai ini baru 20% dari target kami, meski ini sesuai dengan kajian awal. Targetnya setiap bulan bisa meraup pemasukan empat sampai lima kali dari itu," ujar Director of Commercial and hospitality PT PP Properti Sinur Linda Gustina kepada Kontan.co.id saat ditemui di De Tjolomadoe, Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Wisata baru di Solo, Jawa Tengah ini menyulap pabrik gula tua yang sudah tidak beroperasi lagi. Revitalisasi pabrik gula ini dilakukan oleh PT Sinergi Colomadu yang merupakan hasil konsorsium berbagai badan usaha milik negara (BUMN).

"Revitalisasi tahap pertama sudah selesai dengan menggunakan dana investasi Rp 180 miliar. Masih ada empat tahap pembangunan baru yang membutuhkan pendanaan sebanyak empat hingga lima kali revitalisasi tahap pertama. Rencanaya akan dilanjutkan dua tahun lagi tergantung permintaan dan profile market yang ada. Dananya berasal dari pemilik saham konsorsium," kata Linda.

Artinya, ke depan, kebutuhan investasi untuk pengembangan De Tjolomadoe mencapai Rp 900 miliar.

Konsorsium ini dilakukan oleh PT PP (Persero) Tbk pemilik 72% saham, PT PP Properti Tbk kantongi 10% saham, PT Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko (Persero) punya 10% saham, serta 8% saham lainnya dimiliki oleh PT Jasa Marga Properti.

Revitalisasi tahap pertama menghasilkan enam area baru, yaitu museum, exibition venue berkapasitas 1.000 orang, souvenir outlet, restaurant, shoping arcade (Indonesian craft), band and music performance, social event, concer hall berkapasitas 3.000 orang.

Guna mengembalikan investasi, Linda bilang pihaknya terus melakukan upaya. Selain menyasar kunjungan rombongan, De Tjolomadoe juga memiliki strategis agar orang tidak datang satu kali ke De Tjolomadoe sepeti mengelar rutin konser dan pertunjukan.

"De Tjolomadoe juga bisa digunakan untuk wedding, wisuda, dan seminar. Nah untuk ini minat masyarakat sudah banyak terlihat dari banyaknya incoming call ke De Tjolomadoe," kata Linda.

Bila semenjak pertama dibuka untuk umum pengunjung tidak biaya tiket masuk, tahun depan manajemen De Tjolomadoe berencana untuk menerapkan tarif masuk pengunjung.

"Ke depannya, kita lebih menyasar grup korporasi untuk terus kerjasama seperti agen travel, institusi pendidikan, dan juga akan bersama budayawan dan seniman," jelas Linda.

Pada libur lebaran 2018 ini, manajemen tidak menargetkan jumlah kunjungan ke De Tjolomadoe. Lantaran manajemen ingin menganalisis siapa market potensial wisata heritage ini sembari menguji berbagai produk baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×