kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan TBLA masih akan tertekan


Rabu, 25 November 2015 / 22:50 WIB
Pendapatan TBLA masih akan tertekan


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Kinerja PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) masih tertekan oleh rendahnya harga jual crude palm oil (CPO).

Rendahnya harga jual membuat pendapatan TBLA kuartal III-2015 lalu urun 10,69% dari Rp 4,49 triliun ke posisi Rp 4,01 triliun.

Sementara, labanya tercatat Rp 151,27 miliar.

Angka tersebut merosot 53,49% dari Rp 325,25 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja boleh saja turun lantaran komoditas CPO.

Namun, TBLA juga sedang mempersiapkan diversifikasi bisnis guna menetralisir tekanan tersebut.

Caranya, dengan menggenjot produksi gula.

Analis Bahana Securities Agustinus Reza Kiranamenilai, langkah tersebut positif.

Gula bisa menjadi pemanis fundamental TBLA karena beberapa sebab.

Pertama, pembatasan impor raw sugar membuat suplai gula di dalam negeri menyusut.

Pada saat yang bersamaan, produksi gula TBLA juga turun 32% yoy menjadi 54.000 ton.

Kondisi ini membuat harga gula produksi TBLA terkerek naik 15% yoy menjadi Rp 8.700 per kg.

Kondisi ini diprediksi masih akan terjadi untuk jangka panjang.

Hanya saja, pergeseran produksi ini sedikit membutuhkan pengorbanan.

Mature area untuk penanaman sawit TBLA hingga kuartal III kemarin tercatat seluas 43.500 hektar (ha).

Luasan tersebut lebih kecil dibanding luas periode yang sama tahun sebelumnya, 45.900 ha.

"Ini karena TBLA mulai mengalihkan tanamannya, khususnya untuk pohon sawit tua menjadi tanaman tebu," ujar Reza.

Akibatnya, produksi TBS TBLA kuartal III lalu turun 4% yoy menjadi 500.000 ton.

Dengan ditambahnya harga CPO yang masih lesu, serta mengingat CPO masih jadi kontributor utama penjualan TBLA, Reza merevisi kinerja TBLA untuk periode 2015-2017.

Rinciannya, pendapatan konsolidasi tahun ini direvisi dari semula Rp 6,25 triliun menjadi Rp 5,4 triliun.

Untuk 2016 dari semula Rp 6,54 triliun jadi Rp 5,67 triliun.

Sementara, pada 2017 dari awalnya Rp 7,79 triliun, menjadi Rp 7,04 triliun dimana saat periode ini kontribusi dari penjualan gula yang lebih besar sudah mulai dirasakan.

Sementara, estimasi laba bersih terbaru dari Reza untuk periode 2015-2017 masing-masing Rp 230 miliar, Rp 325 miliar, dan Rp 584 miliar.

Untuk periode yang sama, gross margin TBLA diprediksi masing-masing sebesar 20%, 22,2%, dan 23,9%.

Reza merekomendasikan buy.

Namun, karena mempertimbangkan tekanan dari harga CPO, target harganya direvisi menjadi Rp 630 dari semula Rp 750.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×