kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Lippo Karawaci naik 18% jadi Rp 12,5 triliun di akhir 2018


Rabu, 06 Maret 2019 / 18:46 WIB
Pendapatan Lippo Karawaci naik 18% jadi Rp 12,5 triliun di akhir 2018


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membukukan pendapatan sebesar Rp 12,5 triliun sepanjang tahun 2018. Pendapatan ini tumbuh 18% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,52 triliun. 

Pendapatan LPKR ditopang oleh pendapatan properti yang meningkat sebesar 33% yoy menjadi Rp 4,6 triliun. Segmen ini memberikan kontribusi sebesar 37% terhadap total pendapatan. Sementara pendapatan recurring tumbuh 11% yoy menjadi Rp 7,9 triliun atau memberikan kontribusi sebesar 63% terhadap total pendapatan.

Pendapatan divisi urban development meningkat sebesar 49% yoy menjadi Rp 3,4 triliun di tengah tengah pelemahan pasar properti di tahun 2018. Pendapatan divisi Large Scale Integrated relatif datar naik sebesar 2% yoy menjadi Rp 1,2 triliun pada tahun 2018.

Sementara itu, pendapatan divisi Komersial LPKR meningkat sebesar 6% yoy menjadi Rp 819 miliar pdaa 2018. Namunl pendapatan mal turun 7% yoy menjadi Rp 368 miliar. Sementara pendapatan hotel meningkat 21% yoy menjadi Rp 451 miliar pada 2018.

Pendapatan divisi healthcare naik sebesar 12% yoy menjadi Rp 6,0 triliun. Kunjungan pasien rawat jalan tumbuh sebesar 8% yoy, sementara penerimaan pasien rawat inap tumbuh sebesar 11% yoy. 

Kenaikan pendapatan ini juga dibarengi dengan kenaikan laba bersih LPKR sebesar 13% yoy menjadi Rp 695 miliar di akhir 2018.

Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur LPKR mengatakan, tahun 2018 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sektor properti di Indonesia, namun LPKR telah berhasil meningkatkan pendapatan  selama tahun 2018 sebesar 18% yoy dan EBITDA naik 42% yoy. "Prioritas utama kami dalam enam bulan ke depan adalah untuk memperkuat arus kas dan neraca perusahaan," ujarnya dalam keterangan resminya Rabu (6/3).

Investor Relation LPKR William Wijaya Utama menambahkan, sebagai bagian dari rencana ekspansi rumah sakit, LPKR melalui anak usahanya di bidang pelayanan kesehatan, SILO, telah membuka empat rumah sakit baru di tahun 2018, yaitu Siloam Hospitals Lubuk Linggau di Sumatra Selatan dengan kapasitas 175 tempat tidur. Kemudian Siloam Hospitals Jember di Jawa Timur dengan kapasitas 323 tempat tidur. 

"Lalu Siloam Hospitals Semarang di Jawa Tengah dengan kapasitas 23 tempat tidur dan Siloam Hospitals Palangkaraya di Kalimantan Tengah dengan kapasitas 199 tempat tidur," tambahnya.

Saat ini, SILO mengelola 35 rumah sakit di 27 kota tersebar di seluruh Indonesia, dengan total kapasitas lebih dari 7.100 tempat tidur yang didukung oleh lebih dari 2.900 dokter dan 10.000 staf medis.

Dari divisi perhotelan, pada tahun 2018, grup Hotel Aryaduta telah membuka hotel bintang 5 baru di Kuta, Bali yang memiliki 178 kamar, dimana setiap kamar memiliki luas sekitar 50 m2, menyediakan ruang yang luas dan kenyamanan bagi para tamu. "Ini merupakan Hotel Aryaduta yang ke-10 di seluruh Indonesia," ujar William.

Bisnis Asset Management yang terdiri dari town management dan portofolio & properti management, tumbuh sehat sebesar 9% yoy menjadi Rp 1,1 triliun di tahun 2018 hal ini terutama disebabkan meningkatnya kontribusi dari divisi pengelolaan kota.

Pada akhir Oktober 2018, LPKR berhasil menyelesaikan rencana divestasi asetnya dengan menyelesaikan penjualan Manajer First REIT serta sebagian penjualan saham First REIT menghasilkan dana sebesar Rp 2,2 triliun. 

"Rencana divestasi aset LPKR sebagai bagian dari strategi asset light-nya akan terus dilaksanakan, hal ini memungkinkan perseroan memposisikan dirinya untuk memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang menarik di seluruh sektor properti di Indonesia," jelas William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×