kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan ambles 67,79%, Garuda Indonesia (GIAA) merugi US$ 1,07 miliar


Jumat, 06 November 2020 / 07:40 WIB
Pendapatan ambles 67,79%, Garuda Indonesia (GIAA) merugi US$ 1,07 miliar


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memperoleh pendapatan sebesar US$ 1,14 miliar hingga kuartal ketiga 2020. Capaian tersebut ambles 67,79% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 3,54 miliar.

Berdasar laporan keuangan yang dirilis Kamis (5/11), GIAA mencatat pendapatan dari penerbangan berjadwal senilai US$ 917,29 juta, penerbangan tak berjadwal sebesar US$ 46,92 juta, dan pendapatan lain-lain berkontribusi US$ 174,56 juta.

Emiten penerbangan pelat merah ini membukukan rugi bersih US$ 1,07 miliar. Kondisi ini berbalik dari kuartal III tahun lalu yang masih mendulang laba bersih US$ 122,42 juta.

Kerugian bersih ini terjadi karena penurunan beban usaha yang lebih kecil daripada penurunan pendapatan. Beban usaha Garuda Indonesia turun 25,61% menjadi US$ 2,44 miliar.

Baca Juga: GIAA bakal terbitkan OWK senilai Rp 8,5 triliun, ini saran analis

Garuda Indonesia memperoleh keuntungan selisih kurs senilai US$ 83,35 juta, padahal pada kuartal III-2019 GIAA mencatat rugi kurs US$13,91 juta. Keuntungan kurs ini salah satunya karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga September jika dibandingkan dengan posisi akhir 2019.

Di saat yang sama pendapatan keuangan tercatat US$ 43,89 miliar, melonjak 8,8 kali lipat dari periode yang sama tahun lalu US$ 4,98 juta. Tapi, beban keuangan GIAA melonjak lebih tinggi, yakni menjadi US$ 313,42 juta. Beban keuangan ini melonjak 4,69 kali lipat ketimbang periode Januari-September 2019.

Per September 2020, aset GIAA melonjak 122,47% jadi US$ 9,90 miliar dari posisi aset pada akhir tahun lalu sebesar US$ 4,45 miliar. "Penambahan aset hak guna usaha pesawat, perlengkapan dan peralatan, perangkat keras, kendaraan, tanah dan bangunan, serta prasarana sebesar US$ 6,3 miliar atau kenaikan sebesar 140,96% dari total aset tahun 2019," ungkap GIAA.

Baca Juga: Garuda Indonesa (GIAA) putus kontrak 700 karyawan per 1 November, ini sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×