kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemegang saham Andira Agro (ANDI) merestui rencana stock split 1:5


Rabu, 23 Oktober 2019 / 19:52 WIB
Pemegang saham Andira Agro (ANDI) merestui rencana stock split 1:5
Manajemen PT Andira Agro Tbk (ANDI) memimpin Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Rabu (23/10).


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Andira Agro Tbk (ANDI) pada Rabu (23/10) menyepakati adanya pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 dari semula Rp 100 per saham menjadi Rp 20 per saham.

Direktur Umum PT Andira Agro Tbk Francis Indarto, menjelaskan tujuan perusahaan melakukan stock split untuk meningkatkan likuiditas dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar. Selain itu, stock split ditujukan untuk memperluas distribusi saham agar investor retail dapat membelinya dengan harga lebih terjangkau. 

"Dengan pemecahan tersebut, jumlah saham terbit semula berjumlah 1,87 miliar saham dengan nilai nominal masing-masing berjumlah Rp 100, akan menjadi 9,35 miliar  saham dengan nilai nominal masing-masing Rp 20 per saham," kata Francis usai RUPSLB, Rabu (23/10). 

Baca Juga: Analis sarankan akumulasi saat stock split apabila prospek perusahaan bagus

Harga saham ANDI meningkat kurang lebih 277% sejak Agustus 2018. Harga saham ANDI sebelumnya sebesar Rp 790 per saham, sementara per 12 Agustus 2019 harga saham naik menjadi menjadi Rp 2.190 per saham. Hari ini, harga saham ANDI turun 0,34% ke Rp 1.450 per saham.

Stock split menjadi salah satu cara ANDI dalam meningkatkan kinerja dan memperkuat keuangan. Perusahaan pun senantiasa mengambil langkah strategis yang berfokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya. Mengingat, harga komoditas yang masih lesu meskipun pasar sudah dipicu dengan adanya B20 dan rencana B30. 

Baca Juga: Stock split dilakukan karena emiten melihat harga sahamnya sudah mahal

Asal tahu saja, pada semester pertama 2019, harga jual rata-rata crude palm oil (CPO) turun 7,48% sementara harga jual kernel juga menurun 23,84%. 

Hingga semester I 2019, Andira Agro mencatatkan penurunan pendapatan 7,86% secara year on year (yoy) menjadi Rp 135,99 miliar. Akan tetapi, emiten perkebunan ini justru mencatatkan laba bersih sebesar Rp 10,12 miliar dari sebelumnya rugi Rp 9,55 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×