kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan AUD akibat rilis data ekonomi Australia yang menunjukkan perlambatan


Selasa, 06 Februari 2018 / 18:14 WIB
Pelemahan AUD akibat rilis data ekonomi Australia yang menunjukkan perlambatan
ILUSTRASI. Uang dollar australia


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja neraca dagang Australia untuk bulan Desember dilaporkan defisit. Apalagi tingkat inflasi Australia pada kuartal IV-2017 tidak terlalu menarik pada kuartal IV-2017. Hal ini menyebabkan mata uang dollar Australia melanjutkan koreksi terhadap mata uang utama termasuk dollar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg pada Selasa (6/2) pukul 17:50 WIB, pasangan AUD/USD tengah terkoreksi tipis 0,03% ke 0,7875. Koreksi dollar Ozzie ini sesungguhnya telah terjadi sejak akhir Januari. Mata uang ini tertekan karena data inflasi Australia Desember 2017 di level 1,9% meleset dari ekspektasi pasar di 2%. Angka ini cukup mengecewakan pelaku pasar.

"Pasangan ini relatif terdepreasiasi sejak awal bulan, tapi sedang volatil karena adanya pelarian ke dollar setelah pasar saham Wall Street anjlok," jelas Nanang Wahyudin, Research and Analyst PT Finex Berjangka kepada KONTAN, Selasa (6/2).

Dua data ekonomi Australia bulan Desember yang rilis hari ini sebenarnya mengukuhkan melesetnya inflasi negara persemakmuran tersebut. Pertama ada data penjualan ritel Australia defisit 0,5%. Angka ini jauh dari realisasi periode sebelumnya yang tumbuh 1,3%. Kedua, neraca dagang Ozzie juga mengalami defisit US$ 1,36 miliar yang pada periode lalu tercatat naik tipis sebesar US$ 40 juta. Akibatnya bank sentral Australia (RBA) mematok suku bunga stabil di level 1,5%.

Sedangkan dari sisi dollar AS, aksi jual besar pada pasar saham di Wall Street pada Senin (5/2) lalu sempat memicu penguatan indeks dollar ke level 89,71 sebelum turun lagi ke 89,47 per pukul 16:08 WIB. Namun dalam jangka menengah, Nanang melihat dollar AS bakal mengungguli AUD. "Aussie sedang tertekan karena The Fed akan naikkan suku bunga, sedangkan RBA masih berkutat dengan inflasi rendah hingga kenaikan suku bunga mereka akan berat," jelas Nanang.

Memang kebijakan moneter Presiden AS Donald Trump hingga saat ini relatif belum terasa. Akibatnya, pasar cenderung menanti kenaikan suku bunga The Federal Reserve yang kemungkinan terjadi di bulan Maret nanti.

Secara teknikal Nanang melihat adanya potensi pelemahan lanjutan pada pasangan mata uang ini. Hal ini terlihat dari indikator moving average (MA) yang bullish di rentang MA 13 dan MA 26. Namun moving average convergence divergence (MACD) dari area positif tengah masuk ke area netral. Sedangkan indikator relative strenght index berada di zona negatif dan stochastic mendekati area oversold.

Nanang merekomendasikan sell AUD/USD dengan kisaran support 0,78125 - 0,77515 - 0,76094 dan resistance 0,79041 - 0,79651 - 0,80261.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×