Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah menunjukkan keperkasaanya pasca Moody's menyematkan peringkat investment grade untuk Indonesia. Pada pukul 10.00 WIB, pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) bertengger di posisi 8.980. Itu artinya, dalam sepekan ini, rupiah telah menguat 2,2% dari posisi akhir pekan lalu (13/1) di 9.180.
Dealer forex Bank Rakyat Indonesia (BRI) Taufan Tito menilai, penguatan rupiah terhadap dollar AS sudah berlangsung selama 3 hari berturut-turut di minggu ini.
Menurutnya, otot rupiah menguat sebagai imbas positif dari sentimen domestik. Sentimen masuknya perbankan dan Bank Indonesia di Surat Utang Negara (SUN) bertenor panjang telah memicu investor asing masuk ke pasar obligasi. "Dan itu menyebabkan mereka harus mengkonversi likuiditas mereka ke rupiah, sehingga terjadilah penguatan rupiah terhadap dollar AS," urainya, Jumat (20/1).
Lanjut Taufan, per 20 Januari ini, tingkat bunga London Interbank Oddered Rate (LIBOR) sudah mulai turun ke posisi 0,56%. Padahal beberapa hari sebelumnya, pada 5 Januari, posisi suku bunga LIBOR masih di 0,58%. Penurunan suku bunga LIBOR ini menandakan return dollar AS semakin turun, nilai dollar AS tidak terlalu tinggi lagi karena berkurangnya permintaan. "Kondisi ini menjadi indikasi katalis bagi penguatan rupiah," ujarnya.
Sementara itu, Head of Research Divisi Treasury Bank Negara Indonesia (Bank BNI) Nurul Eti Nurbaeti memprediksi, hari ini (20/1), rupiah berpotensi bergerak dengan kecenderungan menguat. Pairing USD/IDR diperkirakan akan berada di kisaran support 8.890 - 8.900, dan 8.990 - 9.000 sebagai posisi resistance.
Menurut Nurul, momentum investment grade rupanya juga tidak disia-siakan oleh pemerintah. Pemerintah berencana menambah utang senilai Rp 7 triliun melalui lelang obligasi yang dijadwalkan 26 Januari mendatang, guna menambah cadangan devisa.
"Prediksi naiknya Gross Domestic Product (GDP) Indonesia ditengah kecenderungan melambatnya pertumbuhan ekonomi global berpotensi menggiring rupiah ke teritori positif," tulis Nurul dalam rilis risetnya.
Terlebih prediksi meningkatnya foreign direct investment (FDI) yang masuk ke pasar Indonesia, sebagai dampak penurunan tingkat risiko Indonesia atas respon upgrade rating oleh Fitch dan Moodys, berpotensi menambah tenaga bagi rupiah untuk menguat.
Adapun, untuk sepekan mendatang, Taufan masih optimistis rupiah akan lanjut menguat. Dia memprediksi rupiah terhadap dollar AS akan bergerak di kisaran 8.900 - 9.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News