kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca stock split ASII jadi incaran


Rabu, 06 Juni 2012 / 06:27 WIB
Pasca stock split ASII jadi incaran


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Aksi stock split turut mendongkrak harga saham PT Astra International Tbk (ASII). Harga saham induk usaha Astra ini menanjak 5,60% menjadi Rp 6.600 per saham, Selasa (5/6). Kenaikan harga ini melampaui pertumbuhan IHSG dan indeks LQ45 di hari yang sama.

Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin, resmi mencatatkan saham ASII pasca pemecahan nilai nominal saham (stock split). Rasio stock split saham ASII adalah 1:10. Harga ASII yang semula berkisar Rp 60.000-Rp 70.000 per saham, setelah stock split tinggal Rp 6.000-an per saham.

Dus, volume transaksi saham ASII semakin meningkat dan likuid. Jika awalnya rata-rata transaksi di kisaran 4 juta hingga 5 juta saham, kemarin volume transaksi ASII menanjak menjadi 27 juta saham.

Analis AM Capital Janson Nasrial berpendapat, aksi stock split memang membuat perdagangan saham lebih bergairah, terutama saham-saham yang tergolong blue chips seperti ASII. Hal itu lantaran saham ASII telah menjangkau basis investor ritel yang lebih luas. "Selama ini pemilik saham ASII terbatas karena terlalu mahal, kebanyakan institusi asing," ujar dia.

Ketika jumlah saham yang beredar bertambah, investor domestik pun mulai masuk. Di saat yang sama, cabutnya sebagian pemodal asing dari BEI menjadi keuntungan bagi investor ritel dalam negeri. "Terlihat dari banyak sekuritas lokal yang masuk," ucap Janson.

Meluasnya basis investor ritel menyebabkan volatilitas saham ASII semakin tinggi. Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, menilai volatilitas mencerminkan bahwa saham itu aktif diperdagangkan. "Saham yang aktif seperti ini lebih disukai asing, selain itu beragamnya basis investor bisa menahan penurunan yang dalam," jelas dia.

Sebagai gambaran, jika pemegang saham ASII hanya beberapa investor, maka ketika investor bersangkutan melepas portofolionya, harga ASII langsung merosot signifikan.

Janson dan Edwin sama-sama merekomendasikan beli saham ASII. Janson menargetkan, harga ASII di akhir tahun nanti bisa menyentuh Rp 7.450-Rp 7.500 per saham. Harga itu, dengan asumsi IHSG mencapai 4.200. Jika indeks menembus 4.400, maka harga saham ASII bisa menyentuh Rp 8.000 per saham.

Sedangkan Edwin memproyeksikan harga saham ASII bisa menembus Rp 8.500 per saham. Hal itu mengacu ke fundamental ASII yang kuat seiring proyeksi IHSG menuju 4.500 di pengujung tahun ini.

Menjadi rujukan

Aksi stock split ASII diyakini bisa menjadi rujukan bagi emiten lain untuk melakukan hal serupa. Edwin mencontohkan saham ITMG, UNTR, UNVR dan PTBA. "Mereka bisa stock split dengan rasio 1:2 atau 1:5 untuk meningkatkan likuiditas dan performa sahamnya," ujar dia.

Harga ITMG Rp 30.500 per saham, UNVR Rp 20.250 per saham, UNTR Rp 21.850 per saham dan PTBA Rp 13.150 per saham.

Sebelumnya, BEI menyerukan sejumlah emiten untuk stock split. Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito pernah bilang, imbauan itu mempertimbangkan harga saham yang terlalu tinggi dan likuiditas yang minim. Dengan stock split, likuiditas semakin tinggi dan basis investor pun semakin luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×