kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca IPO, OASA siap ekspansi dengan Rp 45 miliar


Jumat, 29 Juli 2016 / 22:12 WIB
Pasca IPO, OASA siap ekspansi dengan Rp 45 miliar


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. PT Protech Mitra Perkasa Tbk menjadi emiten ke sembilan yang mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (18/07) lalu. Emiten dengan kode saham OASA ini ditawarkan harga saham senilai Rp 190 dengan nominal Rp 100 dan ditutup di level Rp 322 per saham atau naik 69,47% pada pembukaan perdagangan.

Perusahaan di bidang kontraktor menara telekomunikasi ini melepas 160 juta saham atau setara 44,62% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Melalui aksi korporasi ini, perusahaan berhasil menghimpun dana segar senilai Rp 30,4 miliar.

OASA didirikan pada tahun 2006 sebagai perusahaan trading dan kontraktor di bidang elektrikal dan mechanical. Lalu perusahaan terus berkembang dan memfokuskan usahanya sebagai kontraktor dibidang pembangunan menara telekomunikasi (BTS) di Indonesia.

Lalu perusahaan mendirikan entitas anak usaha, PT Telesys Indonesia yang bergerak di bidang pemeliharaan BTS pada 2013. Sampai akhirnya di tahun ini OASA melantai di bursa. Dir,ktur Utama OASA Anton Santoso menjelaskan alasan melakukan Initial Public Offering (IPO) untuk meningkatkan transparansi dan akuntable.

"Serta menjadikan perusahaan publik yang dapat tumbuh lebih besar dikemudian hari dengan semakin kuatnya permodalan perusahaan," ujar Anton kepada KONTAN, Jumat (29/07).

Setelah IPO, saham OASA dimiliki PT Indovest Central 41,61%, PT Okansa Indonesia 13,78%, dan masyarakat atau publik 44,61%. Perdagangan hari ini (29/07) harga saham OASA naik 1,82% menjadi Rp 224 per saham.

Sekitar 17% dari dana hasil IPO sebesar Rp 5 miliar akan digunakan untuk meningkatkan dan memperkuat modal di anak perusahaan PT Telesys Indonesia. Sisanya sekitar Rp 23 miliar akan digunakan untuk modal perusahaan OASA atau sebagai belanja modal tahun ini.

Anton bilang, modal ini sepenuhnya untuk mempersiapkan permodalan perusahaan dalam menggarap proyek di masa datang. "Ditambah dengan kas internal sekitar Rp 22 miliar, maka belanja modal tahun ini menjadi Rp 45 miliar," jelas Anton.

Belanja modal tersebut akan digunakan untuk pengerjaan proyek-proyek di masa datang, diantaranya pembagunan menara telekomunikasi, pemasangan fiber optic dan proyek proyek lainnya. Anton mengklarifikasi berita yang sudah tersebar bahwa OASA akan membangun 25 menara.

Nyatanya kata Anton rencana jumlah menara yang akan dibangun belum bisa dipastikan karena proyek pembangunan tergantung dari pemilik menara. Klien OASA terdiri dari PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), Huawei, PT XL Axiata Tbk, dan lain-lain.

Anton mengklaim nilai investasi satu menara sekitar Rp 300 juta dengan lama pembuatan selama dua bulan. Namun, "bisa juga dikerjakan paralel, 30 menara bisa dikerjakan selama dua bulan karena tim kami banyak," tambahnya.

Tahun ini OASA mengincar pendapatan sekitar Rp 30 miliar dan laba bersih adalah Rp 3,6 miliar. Sementara tahun lalu OASA mengantongi pendapatan Rp 25 miliar dan laba bersih Rp 3,43 miliar.

Dari total pendapatan, sekitar 50% diisi oleh sektor konstruksi dan 50% maintenance. Seluruhnya di sektor telekomunikasi. Anton berharap kedepannya, sektor lain seperti energi yaitu oil and gas dapat memberikan kontribusi kepada perseroan. "Sehingga perseroan dapat mendiversifikasikan usahanya dan tidak sepenuhnya bergantung pada sektor telekomunikasi saja," kata Anton.

Ya, saat ini OASA sedang menjajaki perusahaan minyak dan gas (migas) untuk diversifikasi usahanya. Di sini, OASA akan bertindak sebagai kontraktor kontrak kerja sama. Sayang, Anton tidak merinci perusahaan mana yang sedang dijajaki, dan berapa persen target kontribusi migas ke total pendapatan perseroan.

Namun, tak semua rencana akan berjalan mulus tanpa hambatan. Pasalnya OASA harus berhadapan dengan persaingan usaha yang semakin kompetitif dan mencari peluang bisnis yang dapat memberikan profit margin yang menarik bagi perusahaan. "Sehingga perusahaan dapat terus berkembang dan tumbuh secara sehat," lanjut Anton.

Selain mencari proyek-proyek yang profitable, OASA juga akan menekan cost dengan meningkatkan cost efficiency untuk meningkatkan laba bersih perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×