kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pasar saham mengubah kehidupan mantan sopir taksi


Rabu, 03 Januari 2018 / 17:41 WIB
Pasar saham mengubah kehidupan mantan sopir taksi


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko selalu menjadi bagian dalam berinvestasi. Risiko tersebut tengah menghampiri Aab Abdullah, mantan sopir taksi yang kehidupan finansialnya berubah berkat pasar modal.

"Sepanjang 2017 belum banyak untung," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini.

Salah satu pemicunya lantaran Aab masuk ke saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS). Dia belum bersedia membeberkan berapa nilai kerugiannya secara keseluruhan.

Tapi, Aab masuk ke saham BEKS saat harganya masih di level Rp 60 per saham. Hingga hari ini, Rabu (3/1), saham BEKS masih bersender pada level Rp 50 per saham.

Meski demikian, Aab belum berencana untuk melakukan cut loss. Dia masih akan setia menunggu harga saham BEKS kembali naik. Sebab, dia masih melihat masih ada potensi besar dari fundamental BEKS.

BEKS merupakan saham bank daerah milik Pemerintah Provinsi Banten. Andai BEKS memperoleh perhatian lebih dari pemerintah, ditambah besarnya aset Provinsi Banten, sangat memungkinkan bagi BEKS untuk menjadi salah satu bank terkemuka atau bahkan bank besar.

"Banten dekat dengan ibu kota, asetnya juga melimpah ruah. Jadi, kalau bukan saya yang investasi di BEKS, siapa lagi," jelas Aab.

Aab tidak menyesal dengan pengalamannya itu. Sedari awal, dia paham risiko apa yang bakal dihadapi saat berinvestasi. Seperti yang sering Aab sebutkan, risiko ada di mana-mana. Tinggal bagaimana kita selaku investor untuk pintar-pintar meminimalisir risiko tersebut.

Pelajaran ini juga telah dia dapatkan sejak lama. November 2015, jadi langkah awal Aab mengenal dunia bursa saham.

"Kalau hijau jual, kalau merah tahan". Kalimat itu jadi panduan Aab untuk meraup pundi-pundi rupiah di lantai bursa. Kalimat itu juga yang membuat Aab dari hanya bermodalkan Rp 3 juta, portofolionya saat ini jadi sekitar Rp 180 juta.

Panduan lain yang juga selalu jadi pegangan Aab, jangan masukan satu portofolio ke dalam keranjang yang sama. Untuk itu, Aab mulai tahun ini akan melirik saham lain selain menyimpan sisanya di saham BEKS. "Saya berencana masuk ke saham ASII," pungkas Aab. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×