kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar gemuk, global bond korporasi masih menarik


Sabtu, 21 Juni 2014 / 10:21 WIB
Pasar gemuk, global bond korporasi masih menarik
ILUSTRASI. kantor Pusat Bank Indonesia. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pasar obligasi berdenominasi dollar AS alias global bond akan semakin ramai. Pasalnya, sejumlah korporasi masih mengincar pendanaan melalui penerbitan obligasi valas.

Yang teranyar, PT Pertamina menawarkan global bond senilai US$ 1,5 miliar pada Juni ini. Surat utang bertenor 30 tahun tersebut mematok kupon sebesar 6,45%. Moody's Investors Services menyematkan peringkat Baa3 untuk obligasi tersebut. Pemberian peringkat mempertimbangkan Pertamina sebagai perusahaan milik pemerintah.

Selain Pertamina, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) juga berniat menerbitkan global bond senilai US$ 175 juta pada semester kedua tahun ini. Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service telah mengganjar peringkat B1 dengan prospek stabil atas rencana tersebut. Penerbitan obligasi bertenor lima tahun ini dinilai dapat memperpanjang profil jatuh tempo utang perseroan hingga 2019.

Kemudian, PT Indosat Tbk juga sudah mengkaji penerbitan global bond pada tahun depan. Meski belum menetapkan nilai yang akan diterbitkan, hasil emisi ini rencananya digunakan untuk mempercepat pelunasan obligasi yang jatuh tempo pada 2020 senilai US$ 650 juta.

Pasar masih besar

Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga menilai, prospek global bond korporasi cukup bagus seiring masih besarnya likuiditas global. "Artinya dari sisi demand masih oke. Apalagi, yield yang ditawarkan korporasi kita relatif tinggi," kata Desmon, Jumat (20/6).

Bagi investor, berinvestasi di global bond masih menarik karena biasanya juga bersifat hold to maturity. Dengan begitu, pelemahan rupiah saat ini tidak akan terlalu berpengaruh. "Kondisi ekonomi Indonesia dalam jangka panjang masih menjanjikan sehingga rupiah masih berpotensi menguat lagi," papar Desmon.

Meski demikian, kata Desmon, investor akan mempertimbangkan peringkat emiten penerbit. Untuk global bond Pertamina diprediksi bisa terserap karena cukup sering menerbitkan global bond. "Sehingga segmen investornya sudah cukup jelas," paparnya.

Sedangkan, untuk global bond PWON, investor akan mempertimbangkan prospek bisnis perusahaan. Saat ini, sektor properti tengah lesu sehingga diperkirakan memengaruhi peringkat global bond. "Alhasil, PWON harus berani memberi kupon tinggi supaya bisa menarik investor," kata Desmon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×