Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Menilik potensi sektor properti ke depan, terdapat sejumlah sentimen yang harus diperhatikan pasar selain suku bunga. Faktor lain yang bisa dipertimbangkan adalah teredamnya pasar sekunder mengenai pembelian rumah kedua karena kekhawatiran politik.
Toufan Yamin, analis Erdhika Elit Sekuritas menjelaskan sejak kuartal I tahun ini, ia telah memberikan pandangan overweight pada sektor properti. Menurunnya pangkas suku bunga kedua oleh Bank Indonesia kali ini baru bakal terasa pada akhir kuartal I tahun depan.
"Dan masalahnya ada sentimen politik untuk tahun 2018-2019, terutama untuk pasar properti dan pembeli rumah kedua," jelas Toufan saat dihubungi KONTAN, Jumat (29/9) lalu.
Toufan menjelaskan, ia memperhatikan investor properti yang tertarik membeli rumah kedua sudah mulai meredam keinginan membeli properti lagi. Masyarakat khawatir dengan stabilitas politik dapat mempengaruhi regulasi sektor properti dan berimbas pada properti mereka.
Sedangkan untuk pembeli pertama, menurutnya pasar tersebut bakal terus naik. Apalagi, bila bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) turun, emiten PT PP Properti (PPRO) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang bakal terdampak besar. Pasalnya tren properti dan masyarakat saat ini kian fokus pada produk apartemen.
"Saat ini yang laku adalah apartemen studio dan rumah yang dibawah Rp 500 juta," jelas Toufan.
Namun, ia juga menyarankan investor untuk menilik PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Pasalnya bila dibandingkan dengan pasokan landbank, emiten BSDE menarik karena memiliki landbank yang sangat besar.
"Mereka memiliki proyek landhousing yang besar untuk kelas middle upper," kata Toufan.
Menurutnya, masih ada banyak landbank yang belum dikelola dan bisa dijadikan inovasi pembangunan lanjutan oleh emiten. BSDE memiliki kebebasan untuk melanjutkan pembangunan rumah tapak atau beralih pada mix product dan menambah mall atau apartemen.
Sedangkan pada emiten PPRO ia melihat potensi proyek mall Lagoon Avenue di Bekasi dapat memberikan dorongan yang menarik pada emiten.
Ia memberikan peringkat netral pada saham emiten PPRO dengan target harga di Rp 180 per saham dengan kemungkinan koreksi. Pasalnya, walau produknya inovatif namun ia memiliki jumlah landbank yang kecil dibanding emiten lain. Terakhir, manajemen PPRO menyebutkan memiliki landbank hingga 250 hektare.
Sedangkan pada BSDE ia memberikan rekomendasi buy dengan target harga Rp 1.920 per saham.
Namun demikian, pilihan utamnya jatuh pada PWON yang memiliki nilai recurring income besar dari jajaran mall Gandaria City dan Mall Kota Kasablanka yang besar. PWON ia beri rekomendasi buy dengan target harga Rp 720.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News