kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pabrik baru jadi bekal tambahan performa Chandra Asri


Rabu, 17 Januari 2018 / 08:59 WIB
Pabrik baru jadi bekal tambahan performa Chandra Asri
Chandra Asri Petrochemical dari grup Barito Pacific BRPT


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak tahun lalu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) giat melakukan ekspansi dengan membangun pabrik baru dan memperluas pabrik yang sudah ada. Demi mempercepat langkah ekspansi, tahun ini TPIA menyiapkan belanja modal senilai US$ 300 juta.

Yuni, Analis NH Korindo Sekuritas, mengatakan, hasil ekspansi TPIA yang sudah bisa berproduksi di tahun ini adalah proyek pembangunan pabrik karet sintetis dan penambahan kapasitas pabrik butadiena.

Proses pengerjaan proyek pabrik karet sintetis diperkirakan rampung pada kuartal I-2018. Sedangkan penambahan kapasitas pabrik butadiena diprediksi bisa selesai pada kuartal III-2018. "Hasil ekspansi ini akan mendorong pertumbuhan kinerja TPIA," ujar Yuni kepada KONTAN, Selasa (16/1).

Sebaliknya, pabrik polietilena ditargetkan selesai pada kuartal IV-2019 dan baru dapat beroperasi pada 2020 mendatang. Yuni menilai, sudah sewajarnya TPIA menambah kapasitas pabrik butadiena. Pasalnya, kontribusi segmen tersebut masih tergolong kecil terhadap pendapatan TPIA, yakni sekitar 9%.

Padahal, saat ini TPIA merupakan satu-satunya produsen butadienadi Indonesia. Selain itu, penjualan butadienameningkat 45,7% secara year on year (yoy) hingga kuartal tiga tahun lalu. Jadi, penjualan butadienamencatat pertumbuhan penjualan tertinggi dibanding produk TPIA lainnya.

Imbasnya, laba bersih TPIA meningkat 15,8% yoy menjadi US$ 250,55 juta pada kuartal III-2017. Pendapatan TPIA juga naik 28,6% yoy menjadi US$ 1,79 miliar.

Dengan rencana penambahan kapasitas produksi butadiena dari 37 kiloton menjadi 137 kiloton, diharapkan kontribusi butadiena meningkat. Selama ini, segmen poliolefin dan olefin menjadi penyokong utama pendapatan TPIA.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, menilai, ekspansi penambahan kapasitas ini bisa mendongkrak pangsa pasar TPIA. Bertoni bilang, jumlah capex TPIA juga bisa terus meningkat, karena perusahaan menargetkan kapasitas produksi pabrik bisa mencapai 4,2 juta ton pada tahun 2020.

TPIA juga diperkirakan akan mengandalkan sumber pendanaan lain. Pada tahun lalu saja, anak usaha PT Barito Pasific Tbk (BRPT) itu menerbitkan global bond senilai US$ 300 juta.

Hanya saja, karena tidak semua agenda ekspansi TPIA terealisasi di tahun ini, Bertoni memperkirakan pertumbuhan kinerja TPIA tidak akan jauh berbeda dibanding tahun sebelumnya.

Pengaruh minyak

Kinerja TPIA juga akan dipengaruhi harga minyak. Kenaikan harga minyak dunia dinilai bisa mengganggu stabilitas kinerja TPIA. Sebab, kenaikan harga minyak biasanya dibarengi dengan kenaikan harga komoditas lainnya.

Secara otomatis, harga bahan baku TPIA yang mengandalkan minyak juga ikut naik. "Pengeluaran untuk biaya produksi TPIA bisa bertambah," kata Yuni.

Namun, menurut Bertoni, kenaikan harga minyak tidak selalu berdampak buruk terhadap TPIA. Pasalnya, naiknya harga bahan baku produk-produk TPIA bisa diimbangi oleh peningkatan harga jual.

Di sisi lain, TPIA juga berpotensi mendapat angin segar dari pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih baik ketimbang tahun lalu. Hal itu secara langsung akan mengerek permintaan terhadap produk-produk kimia dasar.

Karena itu, Bertoni merekomendasikan akumulasi beli saham TPIA dengan target harga Rp 6.200 per saham. Lalu, Yuni merekomendasikan hold TPIA dengan target harga Rp 6.275 per saham.

Yuni memprediksi, pada tahun ini pendapatan TPIA akan naik 24% menjadi US$ 3,2 miliar. Sedangkan laba bersihnya bisa melejit 41,3% yoy menjadi US$ 536 juta.

Sementara itu, Analis Sinarmas Sekuritas, Henny Indrawati merekomendasikan neutral terhadap saham TPIA dengan target harga Rp 5.300 per saham. Pada penutupan perdagangan saham kemarin, harga TPIA stagnan di level Rp 5.500 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×