kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pabrik amonia Surya Esa Perkasa beroperasi Maret


Sabtu, 24 Februari 2018 / 12:34 WIB
Pabrik amonia Surya Esa Perkasa beroperasi Maret


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) terus menggenjot penyelesaian pabrik amonia. Fasilitas produksi tersebut ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada akhir Maret 2018.

Pabrik dengan total investasi US$ 830 juta atau sekitar Rp 11 triliun ini, berlokasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Sejatinya, pabrik ini ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2017.

Namun, Ferdinand L. Tobing, Sekretaris Perusahaan ESSA, mengatakan, ada beberapa pekerjaan proyek yang memerlukan waktu ekstra. "Peralatan yang sudah terpasang, kami evaluasi lagi. Jadi benar-benar produksi komersial akhir Maret 2018," ungkap Ferdinand kepada KONTAN, Kamis (22/2).

Untuk mendukung penyelesaian pabrik tersebut, belum lama ini ESSA melakukan peningkatan modal oleh PT Sepchem pada PT Panca Amara Utama (PAU). Ini merupakan transaksi antarperusahaan terkendali dari ESSA.

Sepchem meningkatkan modal ditempatkan dan disetor pada PAU sebanyak 189.858 saham dengan nilai Rp 189,86 miliar atau US$ 19,63 juta. Informasi saja, ESSA memegang saham PAU secara langsung sebesar 0,69% dan secara tidak langsung sebesar 59,31%.

ESSA juga sudah menyiapkan pasar untuk pemasaran produk amonia tersebut. Saat ini, pihak strategis yang akan membeli komoditas tersebut yakni Mitsubishi, Jepang. ESSA juga akan menjual untuk pasar domestik.

ESSA masih akan terus melakukan evaluasi terhadap pabrik tersebut, terutama dalam hal ongkos produksi. Jika nantinya ongkos produksi dan harga produk yang ditawarkan sesuai, ESSA membuka peluang untuk memperluas pemasaran.

Selain di Sulawesi Tengah, ESSA memiliki dan mengoperasikan kilang bahan bakar gas cair domestik (LPG), yang adalah kilang terbesar kedua milik swasta di Indonesia. Bisnis utamanya yaitu melakukan pemurnian dan pengolahan gas alam untuk menghasilkan LPG dan kondensat.

Kapasitas kilang mencapai 190 ton per hari (TPD) untuk LPG dan 500 barel per hari (BPD ) untuk kondensat. Kilang tersebut terletak di Palembang, Indonesia.

Saat ini, Ferdinand mengaku belum ada belanja modal lain tahun ini, selain untuk penyelesaian pabrik amonia tersebut. Total project expenditure yang saat ini dikerjakan untuk kilang saja mencapai US$ 800 juta.

Hingga kuartal III-2017, kontribusi penjualan ESSA banyak ditopang oleh penjualan elpiji. Porsinya sekitar 87,97% terhadap seluruh total penjualan. Sedangkan sisanya sekitar 12,03% berasal dari pendapatan dari jasa pengolahan.

Seluruh penjualan elpiji, jasa pengolahan, dan jasa manajemen diperoleh dari pihak ketiga. Di antaranya PT Pertamina untuk penjualan elpiji dan PT Pertamina EP untuk jasa pengolahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×