kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimisme IHSG di era pemerintahan baru


Senin, 20 Oktober 2014 / 21:19 WIB
Optimisme IHSG di era pemerintahan baru
ILUSTRASI. Pekerja menata karung berisi pakan ternak di pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (5/7). KONTAN/Daniel Prabowo/05/07/2007


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah banyak menghadapi turbulensi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia siap menyambut periode ekonomi yang lebih optimistis. Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2014-2019 Joko Widodo-Jusuf Kalla telah dilantik. Pada era kepemimpinan baru ini, ada harapan baru terhadap pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Euforia pasar pada hari pelantikan Jokowi, Senin (20/10) memang masih tertahan. IHSG hanya melambung tipis sebesar 0,23% ke level 5.040,53. Hal ini karena pasar mulai realistis dan menunggu kabar soal susunan kabinet dan beberapa kebijakan krusial pemerintahan baru seperti kenaikan harga BBM bersubsidi.

Thendra Chrisnanda, Analis BNI Securities mengatakan, bercermin dari pergerakan IHSG belakangan ini, pasar merespon cukup positif terhadap pemerintahan baru. Namun kepercayaan pasar terhadap pemerintahan baru ini belum 100%.

Selain menanti susunan kabinet, pasar menantikan ketegasan Jokowi untuk memperbaiki stabilitas ekonomi makro. Sehingga, dalam jangka pendek, IHSG masih akan disetir oleh pemberitaan seputar kondisi politik dalam negeri.

Thendra mengatakan, indikator makro yang menjadi fokus adalah soal perbaikan defisit neraca berjalan. Hal itu bisa diperbaiki dengan menaikkan harga BBM dan pembenahan infrastruktur. Selain itu, Jokowi diharapkan bisa mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung melambat dalam beberapa tahun belakangan ini.  

Jika BBM dinaikkan di tahun ini, Thendra meramalkan, kondisi ekonomi makro Indonesia akan membaik di Semester II tahun depan. Hal itu karena ada dampak negatif jangka pendek dari kenaikan harga BBM bersubsidi. Dalam jangka waktu tiga hingga enam bulan usai penaikkan BBM, ekonomi masih akan berjalan dengan lambat karena inflasi yang meningkat yang kemungkinan bakal diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan. Namun, usai fase konsolidasi itu, rebound pertumbuhan ekonomi di tahun depan sangat mungkin terjadi.

Arus investasi langsung (Foreign Direct Investment) maupun capital inflow di pasar modal diharapkan bisa lebih deras pada paruh kedua tahun depan. Jika itu terjadi, IHSG akan melaju cukup cepat. Bahkan IHSG diprediksi Thendra bisa mencapai level  6.200 di akhir tahun 2015.

Namun jangan lupa, pemerintahan baru ini punya kelemahan yang bisa membuat semua optimisme itu luntur seketika. Saat ini, parlemen dikuasai oleh oposisi pemerintah. Hal ini menjadi kekhawatiran utama investor. Apakah Jokowi mampu memperjuangkan kebijakannya di parlemen, atau malah pupus di tengah jalan? Thendra bilang, harapan rakyat yang terlalu tinggi terhadap pemerintahan Jokowi ini justru bisa menjadi bumerang. Pasalnya, sekali pasar kecewa, IHSG bisa runtuh seketika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×