kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK: Likuiditas perbankan 2015 akan membaik


Kamis, 13 November 2014 / 11:57 WIB
OJK: Likuiditas perbankan 2015 akan membaik
ILUSTRASI. Cara mengatasi WA Me Settings.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menyatakan, likuiditas industri perbankan di 2015 akan membaik. Menurut Muliaman, sejauh ini pihaknya pun sudah melihat adanya perbaikan likuiditas di perbankan nasional.

"Saya kok optimistis, likuiditas akan membaik. Pertumbuhan kredit tidak setinggi tahun 2013 tapi tidak seburuk 2014 ini," ujarnya seusai acara temu nasabah PermataBank di Jakarta, Rabu (12/11) malam.

Muliaman menilai, masalah yang dihadapi industri di tahun depan tidak akan banyak berubah dari tahun ini. Hanya saja, menurut Muliaman, OJK akan lebih siap dan lebih detil dalam meneliti pertumbuhan kredit masing-masing bank. Muliaman pun menyampaikan bahwa OJK akan mengeluarkan paket kebijakan untuk mengantisipasi hal tersebut.

"Ya, begini, tahun depan kan kita juga masih melihat to some extend, walaupun target pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari tahun ini, tapi masalah dasarnya, sebetulnya masih belum banyak berubah," ucapnya.

Salah satu langkah yang sudah diambil OJK selama 2014 ini adalah menetapkan batas atau caping bagi pertumbuhan kredit. Menurut Muliaman, pihaknya memang sengaja memotong sedikit pertumbuhan kredit, sekaligus untuk menekan pertumbuhan permintaan terhadap likuiditas yang berlebihan.

"Makanya sekarang tekanan terhadap likuiditas likuiditas relatively lebih turun," ucap Muliaman.

Hal ini pun mendapat apresiasi dari Plt. Direktur Utama PermataBank Roy Arfandy. Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Roy mengungkapkan, keberhasilan OJK telah memperbaiki kualitas.

"OJK masuk dan memberikan caping tentu akan memberbaiki likuiditas, membantu bank memperbaiki cost of fund," katanya. (Tabita Diela)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×