kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi korporasi angkat kinerja reksadana ini


Minggu, 05 November 2017 / 19:53 WIB
Obligasi korporasi angkat kinerja reksadana ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja indeks reksadana pendapatan tetap alami penurunan 0,81% pada bulan Oktober lalu. Meski begitu, sejumlah produk reksadana tersebut masih mampu meraih imbal hasil positif.

Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama mengatakan, kenaikan rata-rata return indeks obligasi korporasi membuat pengelola reksadana yang mayoritas portofolionya berasal dari obligasi tersebut mampu mendapat imbal hasil positif pada bulan lalu.

Bercermin pada data Infovesta Corporate Bond Index, rata-rata return obligasi korporasi naik 0,91% pada bulan silam. Per 31 Oktober, indeks tersebut berada di level 2.982,45.

Di sisi lain, indeks obligasi pemerintah mengalami penurunan sepanjang bulan kemarin. Data Infovesta Government Bond Index mencatat adanya penurunan rata-rata imbal hasil obligasi pemerintah sebesar 0,29% selama bulan lalu. Per 31 Oktober, indeks tersebut berada di level 7.254,53.

Menurut Wawan, penurunan tersebut merupakan imbas dari aksi net sell investor asing yang sempat melanda pasar Surat Berharga Negara (SBN) di tengah rendahnya tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Wawan pun menilai, obligasi korporasi masih menjadi pilihan utama para manajer investasi mengingat tingkat kestabilannya relatif lebih terjamin. Hal tersebut disebabkan obligasi tersebut cenderung jarang diperdagangkan di pasar sekunder.

Di samping itu, karena kepemilikan obligasi korporasi didominasi investor lokal, aksi net sell investor asing yang sempat melanda pasar SBN di bulan lalu tidak berdampak besar terhadap obligasi yang satu ini.

Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan obligasi pemerintah akan kembali dilirik sebagai bagian dari portofolio reksadana pendapatan tetap. “Penguatan rupiah dan berkurangnya sentimen dari eksternal akhir-akhir ini bisa membangkitkan kinerja pasar SBN,” ungkap Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×