kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Net sell asing Rp 564 M, IHSG sesi I di zona merah


Rabu, 26 Oktober 2016 / 12:32 WIB
Net sell asing Rp 564 M, IHSG sesi I di zona merah


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak liar di sepanjang sesi I hari ini (26/10). Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,1% menjadi 5.391,94.

Aksi jual asing sedikit banyak mempengaruhi performa indeks. Asal tahu saja, siang ini, investor asing menorehkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 564,1 miliar di seluruh market dan Rp 299,6 miliar di pasar reguler.

Sementara itu, ada 168 saham yang menggerus tenaga IHSG. Sekitar 118 saham bergerak positif dan 82 saham lainnya tak berubah posisi.

Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 12,492 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,923 triliun.

Bicara sektoral, ada tujuh sektor yang tertekan. Tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain sektor industri lain-lain turun 0,6%, sektor perdagangan turun 0,49%, dan sektor infrastruktur turun 0,38%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi top losers antara lain: PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 3,69% menjadi Rp 17.625, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 3,56% menjadi Rp 1.895, dan PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 2,83% menjadi Rp 480.

Adapun penghuni top gainers indeks LQ 45 siang ini adalah: PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,93% menjadi Rp 1.585, PT Siloam International Tbk (SILO) naik 2,88% menjadi Rp 10.700, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 2,44% menjadi Rp 12.575.

Menurut Tasrul, analis Daewoo Securities, secara teknikal IHSG masih cenderung konsolidasi. "Perkiraan trading range IHSG hari ini 5.384-5.441," jelasnya.

Indikator MFI Optimized dan indikator RSI Optimized sudah berada sekitar support trendline dengan volume tembus rata-rata. "Dengan demikian diperkirakan potensi koreksi masih terlihat dengan kecenderung konsolidasi," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×