kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Multistrada Arah Sarana pasang target pertumbuhan penjualan 10% tahun ini


Kamis, 15 Maret 2018 / 16:21 WIB
Multistrada Arah Sarana pasang target pertumbuhan penjualan 10% tahun ini
ILUSTRASI. Produksi Ban


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski permintaan ban baik di dalam negeri maupun luar negeri meningkat, namun secara bisnis pelaku usaha belum bisa terlalu banyak meraup keuntungan.

Uthan A. Sadikin, Direktur Pemasaran PT Multistrada Arah Sarana Tbk mengatakan bahwa secara volume penjualan memang ada kenaikan. Hanya saja, nominal raihan penjualan tersebut terjadi sedikit penurunan.

"Beberapa faktornya seperti price pressure di dunia, belum lagi kami harus kompetisi dengan negara lain," ungkap Uthan kepada Kontan.co.id, Kamis (15/3). 
Apalagi dari sisi nilai penjualan, pasar ekspor masih mendominasi pendapatan perusahaan berkode emiten MASA ini.

Menilik laporan laporan keuangan kuartal III-2017, perseroan meraih pendapatan bersih US$ 208 juta, naik 18% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Dimana nilai ekspor berkontribusi 66% dari pendapatan bersih tersebut yakni US$ 138 juta.

Sementara itu untuk tahun 2018 ini MASA masih memandang optimis terhadap kebutuhan pasar baik dalam maupun luar negeri. "Kami masih punya kontrak-kontrak bisnis, yang tantangan besar itu memang di harga," ungkap Uthan.

Perseroan memasang target normatif tahun 2018 ini sekitar 10%. Adapun capaian sampai 2017 kemarin Uthan belum bisa membeberkannya, yang jelas dari segi volume masih sesuai target.

Di tengah sikap proteksionisme Amerika Serikat (AS) terhadap perdagangannya, MASA mengaku mewaspadai jika industri ban kena getah akibat perang dagang AS-China. "Tahun lalu saja pemerintah AS kabarnya berencana mencabut fasilitas preferensi bea masuk (Generalized System of Preferences/GSP) untuk tiga komoditas Indonesia, salah satunya ban truk," terang Uthan.

Padahal Indonesia termasuk dalam lima besar negara pengekspor ban dunia bersanding dengan China, Thailand dan Vietnam. Sehingga pelaku industri ban seperti MASA khawatir jikalau pemberlakuan bea masuk yang tinggi dapat mengganggu pasar ekspor perseroan di sana.

Untuk itu, Uthan berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan dapat pro-aktif untuk merundingkan persoalan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×