kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mulai kebal tekanan kenaikan bunga Fed


Jumat, 16 Juni 2017 / 11:08 WIB
Mulai kebal tekanan kenaikan bunga Fed


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Merespons kenaikan bunga The Fed sebesar 25 basis poin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup melemah 0,29% ke level 5.773,28. Investor saham domestik masih mendominasi transaksi. Adapun pemodal asing kemarin mencatatkan net sell Rp 269,81 miliar di Bursa Efek Indonesia.

Meski begitu, analis menilai penurunan IHSG kemarin tidak mencerminkan tekanan yang berasal dari The Fed. "Pasar Indonesia masih menarik," ujar Riska Afriani, analis OSO Sekuritas, kemarin.

Saat ini pasar lebih mencermati fundamental Indonesia sudah lebih baik. Apalagi, tawaran yield obligasi pemerintah Indonesia masih cukup memikat. Secara historikal, pasar Indonesia sudah familier dengan sentimen bunga The Fed.

Lihat saja, setelah The Fed mengerek bunga acuan 25 bps pada 16 Maret 2017, IHSG justru menguat sebesar 1,58% menjadi 5.518,24.Adapun koreksi IHSG kemarin dinilai lebih karena aksi profit taking di sejumlah saham big caps seperti Astra International (ASII) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), yang sebelumnya sudah naik tinggi.

Kedua saham ini menjadi penggerus utama IHSG, dengan penurunan masing-masing 2,7% dan 1,2%. Pelemahan IHSG juga akibat koreksi sejumlah saham indeks LQ45. Misalnya saja saham XL Axiata (EXCL) yang merosot 3,81%.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Taye Shim menyebut, kenaikan suku bunga The Fed sudah diprediksi pasar. "Jadi efek kenaikan itu terbatas," imbuh dia.

Vice President Research & Analysis Valbury Asia Sekuritas Nico Omer Jonckheere meyakini, indeks saham beberapa waktu ke depan akan kembali menguat. Sebab, koreksi IHSG pasca pengumuman The Fed tak sampai menyentuh support 5.577.IHSG bisa bertahan jika level itu tidak jebol.

Tapi perlu dicermati juga, Indeks saham masih dekat dengan puncak tertinggi. "Jadi, profit taking zone tetap kami pertahankan pada level 5.750," ujar Nico.

Memang, koreksi tak membuat valuasi pasar saham lokal menjadi lebih murah. Price earning ratio (PER) IHSG saat ini masih di level 23,83 kali, jauh di atas PER indeks regional seperti Nikkei 18,97 kali dan Kospi 17,47 kali.

Riska menilai, meski secara valuasi IHSG sudah lebih tinggi ketimbang bursa lain di Asia, bukan berarti indeks saham sulit menguat. Valuasi bursa saham Indonesia menjadi tidak mahal lantaran fundamental indeks saham juga lebih positif. Riska pun optimistis IHSG bisa menyentuh 6.100 hingga akhir 2017.

Target ini sudah dikerek dari semula 5.956 pasca pengumuman kenaikan rating Indonesia dari Standard & Poor's (S&P).Taye malah punya target lebih tinggi. IHSG bisa menyentuh 6.241 hingga akhir tahun nanti. Sedangkan Nico masih mempertahankan target IHSG hingga akhir tahun ada di rentang 5.750 hingga 5.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×