kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody's tetapkan peringkat Saka Energi anak usaha PGAS di B2 dengan outlook negatif


Kamis, 08 April 2021 / 06:20 WIB
Moody's tetapkan peringkat Saka Energi anak usaha PGAS di B2 dengan outlook negatif


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's Investors Service menetapkan peringkat obligasi senior tanpa jaminan dan perusahaan PT Saka Energi Indonesia berada pada level B2. Sedangkan outlook Saka Energi telah diubah menjadi negatif dari peringkat yang sedang ditinjau.

Analis Moody's Hui Ting Sim menjelaskan, tindakan pemeringkatan ini merupakan hasil kesimpulan atas review sebelumnya pada 7 Januari 2021 yang ingin downgrade peringkat Saka Energi. "Hasilnya kami mengonfirmasi peringkat Saka di B2. Penilaian ini berdasarkan risiko yang akan segera dihadapi Saka yakni likuiditas Saka," terang dia dalam rilis pada Rabu 7 April 2021. 

Risiko tersebut sudah mulai berkurang karena ada rencana pengajuan peninjauan kembali atas sengketa pajak US$ 127,7 juta. "Pada saat yang sama, kami sekarang berharap arus kas bebas alias free cash flow uang selama 12 bulan ke depan akan lebih tinggi dari sebelumnya. Ini karena peningkatan harga minyak dan rencana belanja modal yang lebih rendah. Tentunya ada pengembalian pajak," jelas Sim dalam rilis. 

Baca Juga: Lapangan Kepodang telah mulai salurkan gas ke PLTG Tambak Lorok

Namun, Sim masih memasang outlook Saka negatif mencerminkan potensi penurunan likuiditas selama enam sampai sembilan bulan ke depan. Ini jika hasil pengadilan review sanksi pajak tidak menguntungkan perusahaan. Atau hal lain seperti jika Saka gagal mendapatkan perpanjangan dari pinjaman pemegang saham senilai US$ 361 juta yang akan jatuh tempo pada bulan Januari 2022. 

Saka tengah dituntut membayar denda pajak sebesar US$ 127,7 juta terkait pembelian 65% saham di blok Pangkah dari Hess Corporation pada tahun 2014. Saat ini, Saka Energi sedang mempersiapkan permohonan peninjauan kembali. Namun, diperkirakan memakan waktu cukup lama karena harus banding ke Mahkamah Agung. 

Saka tidak berharap menerima faktur pajak selama periode ini. Menurut Sim ini akan menjadi akselerasi tak terduga dari untuk menaikkan atau menurunkan rating.

Induk usaha Saka, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) harus  memperpanjang utang jatuh tempo di masa lalu. Sebab sebagian pembayaran kembali pinjaman pada Januari 2021. Hal ini meningkatkan ketidakpastian. Pembayaran pinjaman akan jatuh tempo pada Januari 2022 sebesar US$ 361 juta akan menjadi kredit negatif.

Sebab likuiditas Saka di 2022 memiliki kas US$ 150 juta. Menurut Moody's ini masih bagus jika Saka tidak diwajibkan membayar denda pajak. Saka mengharapkan untuk menerima pengembalian dana sebesar US$ 39,8 juta dari kantor pajak pada tahun 2021. Apalagi ada putusan menguntungkan dari Mahkamah Agung pada Desember 2020 untuk sengketa pajak lainnya yang melibatkan Saka Pangkah LLC.

Baca Juga: Kinerja Operasional Turun Pada 2020, Simak Prospek dan Rekomendasi Saham PGAS

Moody's memperkirakan, Saka akan memproduksi sekitar 23-27 ribu barel setara minyak (kboepd) selama dua tahun ke depan dan mempertahankan belanja modal sekitar US$ 80 juta per tahun. Ini dengan asumsi harga minyak mentah Brent jangka menengah US$ 45- US$ 65 per barel.

Peringkat B2 dari Moody's untuk Saka telah memperhitungkan klausul cross-default antara PGN dan Saka. Moody's juga menghitung risiko reputasi dan pendanaan PGN dan akhirnya ke pemegang saham seperti PT Pertamina, karena Saka harus gagal bayar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×