kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Momentum tarik investasi lebih besar di tahun ini


Kamis, 11 Januari 2018 / 12:18 WIB
Momentum tarik investasi lebih besar di tahun ini
ILUSTRASI.


Reporter: Adinda Ade Mustami, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kue ekonomi Indonesia diyakini akan kian besar tahun ini. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi ekonomi tahun 2017 sesuai proyeksi 5,05%, Produk Domestik Bruto (PDB) nominal Indonesia akan menembus US$ 1 triliun. Jumlah itu setara dengan Rp 13.500 triliun (kurs US$ 1=Rp 13.500).

Dengan angka itu, PDB Indonesia akan menjadi terbesar di Asia Tenggara. Momentum tersebut harus dimanfaatkan, agar Indonesia bisa jadi tujuan utama investasi langsung investor asing (FDI). Sebab, selama ini, walau kue ekonomi Indonesia cukup besar, nilai FDI ke Tanah Air masih mini dibandingkan negara tetangga.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Adriyanto mengatakan, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5%, inflasi 2017 3,61%, serta kurs rupiah Rp 13.384 per dollar AS, tahun ini PDB nominal mencapai US$ 1 triliun. Jumlah itu yang tak berselisih jauh dengan Australia dan Korea Selatan.

Namun menurut catatan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), investasi langsung asing ke Indonesia selama ini masih kalah dengan negeri jiran.

Data UNCTAD 2016 menyebut foreign direct investment (FDI) ke Indonesia hanya US$ 2,66 miliar, kalah jauh dengan Singapura US$ 61,60 miliar, Vietnam US$ 12,6 miliar, Malaysia US$ 9,93 miliar, dan Filipina US$ 7,91 miliar.

Atas kondisi itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah berkomitmen meningkatkan iklim investasi dan daya saing Indonesia. Walau investor menyukai PDB RI yang besar, tapi jika investasi terhambat, penanaman modal tak bisa lancar. "Pemerintah sekarang duduk, kolaborasi membuat kemajuan konkret di bidang investasi dan ekspor. Komitmen ini dilaksanakan," jelas Sri Mulyani, Rabu (10/1).

Melalui beragam paket kebijakan ekonomi, pemerintah menargetkan peringkat daya saing Indonesia masuk 20 besar dunia. Pemerintah juga mentargetkan peringkat kemudahan berbisnis masuk 40 besar.

Industrialisasi

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual berpendapat, PDB sebesar US$ 1 triliun hanyalah angka keramat. "Memang ekonominya paling besar tapi dari daya saing kita masih banyak ketinggalan terutama di sektor manufaktur, pertanian, dibanding negara ASEAN," jelas David.

Menurutnya, nilai PDB seharusnya bisa jadi daya tawar Indonesia di mata investor asing. Namun, pemerintah juga harus mendorong perbaikan kebijakan ekonomi sehingga peringkat kemudahan berbisnis dan daya saing Indonesia meningkat.

Peneliti LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Febrio N Kacaribu bilang, hanya 15 negara yang saat ini masuk dalam kelompok PDB US$ 1 triliun. Indonesia bisa memanfaatkan status itu dalam promosi investasi di luar negeri.

Selain peningkatan daya saing dan iklim investasi, Febrio menyarankan pemerintah fokus mengembangkan industri manufaktur. "Strategi industrialisasi harus dipertajam. Tren industrialisasi global yang cenderung ke arah global value chain harus kita ikuti. Ekspor akan tertolong banyak," papar Febrio

Khusus untuk ekspor, Febrio bilang, pemerintah perlu melakukan revitalisasi business intelligence untuk negara potensial tujuan ekspor. Tidak hanya untuk negara ekspor utama seperti Amerika Serikat, China, dan Jepang, revitalisasi juga untuk negara tujuan baru ekspor seperti Afrika Selatan dan Swiss.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×