kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak bergulir tipis mendekati US$ 50 sebarel


Selasa, 19 September 2017 / 07:51 WIB
Minyak bergulir tipis mendekati US$ 50 sebarel


Sumber: CNBC | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia menguat tipis mendekati US$ 50 per barel di Amerika Serikat, Senin (18/9). Kilang minyak di AS yang kembali beroperasi dan ekspektasi berkurangnya produksi minyak AS, mendukung sentimen pasar.

Mengutip CNBC, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup naik 2 sen menjadi US$ 49,91 sebarel. Ini merupakan level tertinggi tujuh pekan terakhir. Harga minyak masih mencoba menembus level tertinggi empat bulan di US$ 50,50 sebarel. Di pasar Asia, Selasa (19/9), harga minyak masih naik tipis ke posisi US$ 49,92 pukul 07.48 WIB.

Sementara, harga minyak mentah Brent turun 12 sen menjadi US$ 55,50 per barel. Meski turun, harganya masih didekat level tertinggi hampir lima bulan yaitu US$ 55,99 per barel.

Kilang minyak di seluruh Teluk Meksiko dan Karibia kembali beroperasi setelah ditutup karena Badai Harvey dan Irma menyerang wilayah tersebut selama tiga minggu terakhir. Operasional kilang diperkirakan bakal meningkatkan permintaan minyak mentah untuk diolah menjadi bahan bakar.

"Mereka masih bekerja setelah badai," kata John Kilduff, partner di Again Capital Management, seperti dilansir CNBC. "Namun, isu besar minggu ini adalah laporan persediaan yang mungkin menjadi bearish untuk minyak mentah," imbuhnya.

Di sisi lain, pasar berekspektasi akan ada penurunan produksi minyak di AS. Baker Hughes melaporkan jumlah rig yang dioperasikan per 15 September berkurang tujuh unit menjadi hanya 749 rig. Ini yang paling sedikit sejak Juni lalu. Penurunan produksi AS bisa membantu pasar yang masih oversupply.

"Perkiraan permintaan dari OPEC dan IEA, terus meningkatkan sentimen di pasar. Kilang juga melaporkan pemulihan yang jauh lebih baik pasca-badai baru-baru ini," kata ANZ Bank dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×