kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski terdampak pandemi, ini faktor yang akan mendorong permintaan semen domestik


Sabtu, 24 Oktober 2020 / 10:15 WIB
Meski terdampak pandemi, ini faktor yang akan mendorong permintaan semen domestik


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri semen menjadi sektor yang tidak luput dari terjangan pagebluk Covid-19. Dua emiten semen tanah air, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) kompak mencatatkan penurunan volume penjualan sepanjang sembilan bulan pertama 2020.

Dalam sembilan bulan pertama 2020, INTP membukukan total volume penjualan sebesar hampir 12 juta ton, atau tergerus sekitar 7% dari periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, secara bulanan, INTP telah mencatatkan pertumbuhan volume penjualan, yakni mencapai 1,6 juta ton pada September 2020 (berbanding 1,5 juta ton pada Agustus 2020).

Sementara SMBR mencatatkan volume penjualan sebesar 1,29 juta ton hingga September 2020, turun 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Sama seperti INTP, volume penjualan bulanan SMBR juga mulai menunjukkan pemulihan. Pada periode September 2020, SMBR telah menjual 202.717 ton atau tumbuh 18% dari bulan sebelumnya.

Anugerah Zamzami Nasr, Analis Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, salah satu angin segar bagi emiten semen adalah adanya Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja. Meski demikian, dalam jangka pendek, kemungkinan sentimen ini masih belum terasa bagi emiten semen.

Baca Juga: Volume penjualan Semen Baturaja (SMBR) naik 18% di bulan September 2020

Namun, jika memang omnibus law dapat mengundang investasi asing langsung alias foreign direct investment (FDI) yang signifikan dalam jangka panjang, hal ini tentu akan berimbas baik ke permintaan semen. Demikian pula dengan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang rendah dan relaksasi loan-to-value (LTV), yang mungkin dalam jangka pendek belum terlalu berdampak banyak terhadap permintaan properti karena adanya sentimen perlambatan ekonomi.

“Tetapi dalam jangka panjang, harapannya dapat mendongkrak permintaan properti. Sehingga berimbas baik ke permintaan semen,” ujar Zamzami, Jumat (23/10).

Baca Juga: Saham Indocement (INTP) sudah 7 hari beruntun naik, cek PER dan PBV-nya

Katalis lain yang mungkin akan menyokong emiten semen adalah cukup stabilnya harga semen di pasaran sehingga diharapkan tidak ada perang harga antarpemain. Selain itu, efisiensi yang dilakukan para emiten, serta tren harga energi yang rendah akan berdampak pada efisiensi kinerja sehingga cukup meringankan biaya.

Dari empat emiten semen, Zamzami lebih condong terhadap saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan target harga Rp 12.000 per saham. Jumat (23/10) harga saham SMGR naik 1,07% ke Rp 9.425 per saham.

Baca Juga: Semen Indonesia Ditopang Perbaikan Ekonomi, Simak Rekomendasi Analis untuk Saham SMGR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×