kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski CDS naik, harga obligasi terus mendaki


Senin, 30 Januari 2012 / 13:59 WIB
Meski CDS naik, harga obligasi terus mendaki
ILUSTRASI. Warga berjalan menggunakan payung saat hujan deras yang mengguyur Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (19/10/2020). Cuaca hari ini di Jabodetabek cerah berawan hingga hujan sedang, menurut ramalan BMKG.


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga obligasi terus reli di tengah ketidakpastian dan sentimen negatif dari global. Indeks Dealer Market Association sebagai acuan harga obligasi pemerintah, pada penutupan akhir pekan lalu (27/1), menguat ke posisi 112,43. Ini level tertinggi di tahun ini.

Penguatan ini masih ditopang obligasi seri benchmark, yang tadi pagi pun sudah bertengger di level tertingginya di 2012. Seperti seri FR0058 bertenor 20 tahun yang harganya naik signifikan ke 119,88, dari hari sebelumnya di 117,33. Lalu, seri FR0059 bertenor 15 tahun yang naik 214 basis poin (bps) ke 109,75, dari 107,61 di hari sebelumnya.

Padahal, di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) sebagai acuan risiko berinvestasi di Indonesia, masih naik. CDS bertenor 10 tahun, pada penutupan akhir pekan lalu (27/1) berada di posisi 219,46, dari hari sebelumnya 215,46. Begitupun, CDS bertenor 5 tahun, yang pada periode yang sama berada di posisi 181,42, dari 178,13.

Analis obligasi UOB Securities Agus Salim menilai, tren pergerakan pasar obligasi cenderung lebih terbawa prospek positif dalam negeri, dibandingkan gonjang-ganjing sentimen global di luar sana. "Yang mendorong investor optimistis pada pasar obligasi Indonesia adalah dipertahankannya suku bunga the fed di level terendah sampai akhir 2014," ujarnya, Senin (30/1).

Kata Agus, dengan dipertahankannya suku bunga the fed di level terendah, memberikan ruangan bagi BI Rate bisa bertahan di level yang sekarang ini.
"Dengan level BI rate di level terendah sepanjang masa di 6%, bisnis riil bisa lebih berkembang di Indonesia. Dengan suku bunga acuan yang rendah, investor melihat prospek pertumbuhan ekonomi yang bagus di Indonesia," urainya.

Selain itu, rumor pemberian rating investment grade oleh S&P sudah diendus oleh investor, yang merupakan kelanjutan pemberian peringkat investment grade dari Fitch dan Moody's. "Biasanya sebelum rumor itu benar-benar terjadi, investor sudah terlebih dahulu mengambil posisi di pasar obligasi domestik," pungkas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×