kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meretas jalan bagi holding tambang


Sabtu, 25 Maret 2017 / 17:54 WIB
Meretas jalan bagi holding tambang


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

PEMBENTUKAN holding BUMN tambang hingga Kamis (23/3) masih ditolak oleh Komisi XI DPR. Mayoritas anggota DPR belum sepakat dengan adanya pengalihan saham tanpa restu mereka. Alasannya, DPR merupakan mitra dari BUMN. Namun, meski belum ada lampu hijau, BUMN pertambangan sudah mulai menjalin kerjasama bisnis.

Teddy Badrujaman, Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam), mengatakan, di hulu Antam sudah menjalin bekerjasama dengan PT Indonesia Aluminium (Inalum) untuk membangun smelter alumina. Sedangkan di hilir perusahaan pun sudah bekerjasama dengan BUMN lain yakni PT Pos Indonesia untuk memasarkan emas batangan.

Dengan bekerjasama PT POS, produk Antam bisa dibeli oleh masarakat di seluruh Indonesia. Antam juga memiliki butik emas sendiri yang ada di beberapa wilayah. Teddy menyebut kolaborasi ini menunjukkan semangat perusahaan BUMN untuk saling mendukung sudah cukup baik.

"Di emas hilirisasi kami sudah selesai, bahkan sudah sampai perhiasan yang dipakai ibu-ibu. Sekarang kolaborasi dengan PT Pos ini memudahkan masyarakat membeli emas Antam di PT Pos. Manfaat sinergisinergi mulai terasa," ujar Teddy, Rabu (22/3).

Perusahaan tambang pelat merah yang lain, PT Bukit Asam Tbk yang juga tengah bertransformasi menjadi perusahaan energi. Mereka banyak melakukan kerjasama dan mendukung rencana pengembangan BUMN lain.

Misalnya, mengerjakan proyek gasifikasi bersama dengan Pertamina untuk kebutuhan pengembangan industri hilir pupuk.

Selain itu, Bukit Asam juga berkomitmen mendukung rencana pengembangan smelter feronikel milik Antam. Perusahaan dengan kode saham PTBA ini berencana membangun PLTU Batubara berkapasitas 2 x 40 MW di Halmahera Timur, Maluku Utara. PLTU dengan biaya investasi US$ 150 juta itu akan mendukung smelter feronikel milik Antam yang bakal beroperasi 2018.

Antam akan menggelontorkan dana Rp 3,5 triliun untuk pembangunan smelter feronikel di Halmahera Timur dengan kontraktor PT Wijaya Karya Tbk dan Kawasaki Heavy Industries Ltd. "Untuk pabrik feronikel di Halmahera itu kami akan kolaborasi dengan PTBA untuk bangun pembangkit listrik di sana . Saat ini lagi evaluasi akan bangun gas atau batubara. Dan bergabungnya juga Pertamina untuk bangun pembangkit," lanjutnya.

Sementara, PT Timah juga berkolaborasi dengan Antam, PTBA, Inalum dan Pertamina Patra Niaga dalam rangka kegiatan usaha pengelolaan limbah. Nantinya, kerjasama ini akan menjadi titik pengelolaan limbah milik negara. Adapun lokasi pengelolaan limbah kemungkinan ada di Jawa Timur.

Selain itu, saat ini PT Timah berencana mengembangkan smelter berkapasitas 30.000 ton. Perkiraan investasi proyek ini mencapai Rp 600 miliar dan masa pembangunan 18 bulan.

Kerjasama seperti ini, diharapkan bakal memudahkan integrasi lini bisnis BUMN pertambangan di kemudian hari. Misalnya dukungan pembangunan pembangkit untuk proyek-proyek BUMN tambang.

Aloysius K. Ro, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN bilang pada prinsipnya DPR tidak keberatan dengan rencana pembentukan holding, namun ada ada pembahasan agar tidak ada masalah ke depannya, apalagi saat ini dari 6 rencana pembentukan holding, hanya holding pertambangan yang kolaborasi dan sinergi bisa berjalan dengan sangat cepat dan paling siap. "Dengan atau tidak adanya holding, kolaborasi ini sudah dilakukan sejak di bawah satu deputi BUMN," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×