kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menimbang produk terproteksi


Jumat, 27 September 2013 / 08:11 WIB
Menimbang produk terproteksi
ILUSTRASI. Gmail merupakan platform bertukar email yang banyak digunakan sebab memiliki banyak fitur menarik yang bisa digunakan penggunanya.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Saat suku bunga sedang tinggi, investasi di produk reksadana berbasis surat utang bisa dilirik. Reksadana pendapatan tetap dan reksadana terproteksi pun bisa menjadi pilihan bagi investor konservatif.

Analis PT Infovesta Utama, Vilia Wati menilai, reksadana terproteksi cukup prospektif. Meski memiliki aset dasar yang sama dengan reksadana pendapatan tetap, berupa obligasi, pengelolaan portofolio reksadana terproteksi cenderung pasif.

Pada reksadana terproteksi, obligasi umumnya dipegang hingga jatuh tempo, sehingga potensi risiko akibat fluktuasi harga obligasi cenderung minim. "Reksadana terproteksi hanya dapat dicairkan pada saat jatuh tempo atau sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh manajer investasi. Tujuannya untuk memproteksi nilai pokok investasi investor," ujar Vilia.

Dengan pembatasan waktu pencairan pada obligasi terproteksi, dampak penurunan harga obligasi pada reksadana ini tidak terlalu signifikan. Sebab, pada saat jatuh tempo, harga obligasi akan kembali ke nilai par.

Menurut Vilia, investor diuntungkan oleh tren kenaikan suku bunga saat ini. Hal ini berdampak positif pada reksadana terproteksi yang baru terbit, terutama apabila aset dasar yang dimiliki adalah obligasi baru yang dirilis tahun ini. Hal ini disebabkan oleh kondisi suku bunga yang relatif tinggi.

Obligasi baru menawarkan kupon yang lebih menarik, sehingga reksadana terproteksi yang imbal hasilnya berasal dari pendapatan kupon pun ikut terkerek naik.

Vilia menuturkan, reksadana terproteksi memiliki kelebihan dari sisi proteksi nilai pokok investasi. Namun, pada saat suku bunga menurun, reksadana pendapatan tetap berpeluang memberikan imbal hasil yang menarik.

Karena imbal hasil reksadana pendapatan tetap tidak hanya berasal dari kupon, tetapi juga dari selisih harga transaksi obligasi. Vilia bilang, reksadana terproteksi cocok bagi investor yang memiliki profil risiko konservatif dengan horizon investasi jangka menengah.

Bagi investor konservatif inilah, PT Sucorinvest Asset Management kembali merilis reksadana terproteksi. Investor dapat memanfaatkan tren kenaikan suku bunga dengan menggenggam reksadana ini.

Donny Nuriawan, Direktur PT Sucorinvest Asset Management menjelaskan, produk anyar ini bertajuk Sucorinvest Proteksi 7. Produk ini merupakan reksadana keempat yang dirilis sepanjang 2013. Reksadana ini memiliki aset dasar berupa obligasi korporasi bertenor 10 tahun. Adapun nilai produk ini sebesar Rp 100 miliar dengan kisaran return 8% per tahun.

Dengan dirilisnya Sucorinvest Proteksi 7, Sucorinvest memiliki empat reksadana terproteksi. Sepanjang 2013, ada satu reksadana terproteksi milik Sucorinvest yang jatuh tempo dengan total Rp 180 miliar. Hingga akhir tahun, Sucorinvest akan menerbitkan tiga reksadana terproteksi senilai Rp 300 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×