kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengharap berkah proyek konstruksi pemerintah


Rabu, 15 Februari 2012 / 07:00 WIB
Mengharap berkah proyek konstruksi pemerintah
ILUSTRASI. Rupiah diprediksi lanjutkan penguatan pad hari ini


Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perolehan kontrak merupakan andalan emiten konstruksi menggenjot kinerja. Jurus serupa juga menjadi pegangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Sepanjang tahun ini, manajemen WIKA menargetkan mampu memperoleh nilai kontrak atau order book sebesar Rp 32,09 triliun. Angka itu naik 20,68% dari total perolehan kontrak tahun lalu yang sebesar Rp 26,59 triliun.

Perinciannya, target perolehan kontrak baru senilai Rp 16,52 triliun. Sedang nilai kontrak yang tersisa dari tahun lalu, atau carry over, sebesar Rp 15,57 triliun.

Jika dirinci dari jenis pekerjaan, WIKA menargetkan porsi kontrak Engineering, Procurement and Construction (EPC) dan konstruksi mencapai Rp 9,6 triliun atau setara 30% dari total nilai proyek. Perseroan pun gencar menyasar proyek dari pemerintah, maupun BUMN.

WIKA memperoleh kontrak terbarunya, pekan lalu. Emiten itu mendapat penunjukan dari PT PLN untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Kalimantan Timur. Nilai kontrak tersebut Rp 425,7 miliar.

Risiko proyek

"Proyek pembangkit listrik memberikan margin yang lebih tinggi dibandingkan proyek lain yang digarap WIKA. Meningkatnya permintaan proyek pembangkit listrik, akan mendatangkan margin yang lebih besar bagi perseroan," ujar Analis Kim Eng Securities Anthony Yunus dalam laporan risetnya.

Ia memperkirakan, order book WIKA sepanjang tahun ini mampu naik hingga 22,2% dari order book di tahun lalu. Bahkan, pada tahun depan nilai kontrak WIKA bisa meningkat 23,9%. Optimisme pemenuhan target ini didukung peningkatan proyek konstruksi pemerintah untuk menggenjot aktivitas ekonomi.

Dengan perkiraan peningkatan nilai kontrak tersebut, Anthony memperkirakan WIKA mampu meraup pendapatan Rp 10,79 triliun di 2012. Itu di atas target pendapatan WIKA, yakni Rp 9,1 triliun.

Sedang, analis Mandiri Sekuritas, Maria Renata menghitung, pendapatan WIKA tahun ini Rp 10,1 triliun dengan perolehan laba bersih Rp 379 miliar. Itu masih belum menghitung pendapatan berulang atau recurring income dari empat pembangkit listrik sebesar Rp 400 miliar.

Tahun lalu, pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Pesanggaran Bali sudah menyumbang pendapatan berulang bagi WIKA. Tahun ini, WIKA akan mengoperasikan PLTD Rengat, PLTG Borang dan PLTD Ambon. "Pengesahan Undang-undang pembebasan lahan juga memicu katalis positif bagi WIKA," tutur Maria dalam risetnya.

Analis JP Morgan Liliana Bambang, menilai, besarnya sokongan dari proyek pemerintah bisa pula mendatangkan risiko. Eksekusi proyek yang lambat serta risiko politik pada proyek di sektor publik bisa mempengaruhi order book WIKA.

"Catatan lainnya adalah potensi gagal bayar proyek di tengah situasi ekonomi makro yang tak jelas serta kenaikan harga bahan bangunan," ujar Anthony dalam risetnya.

Anthony dan Maria merekomendasi beli WIKA dengan target harga masing-masing Rp 820 dan Rp 810 per saham. Liliana memberi status overweight bagi WIKA di harga Rp 740 per saham. Harga WIKA, kemarin, naik 4,35% jadi Rp 720 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×