kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar prospek calon penghuni MSCI


Senin, 13 Agustus 2018 / 06:44 WIB
Menakar prospek calon penghuni MSCI
ILUSTRASI. bursa saham; ihsg; bursa efek indonesia


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga keuangan internasional Morgan Stanley Capital International (MSCI) melakukan rebalancing kuartalan anggota indeksnya. Komposisi baru indeks diumumkan hari ini (13/8) dan berlaku mulai 3 September 2018.

Kabarnya, saham Bukit Asam (PTBA) menjadi pendatang baru salah satu indeks MSCI. Sedangkan, dua saham akan terlempar dari indeks, yaitu AKR Corporindo (AKRA) dan Pakuwon Jati (PWON).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, apabila PTBA masuk MSCI artinya dianggap saham yang layak investasi. Ini pasti direspons positif oleh pelaku pasar.

Saat ini, saham PTBA juga sudah memasuki uptrend. "Hal ini bisa menguatkan PTBA lebih jauh lagi," kata Hartanto. Asal tahu saja, harga PTBA sudah naik 22,5% ke level Rp 4.890 dalam sebulan per Jumat (10/8).

Lanjut Hartanto, fundamental PTBA bagus dan masih murah. Prospek bisnis batubara juga mendukung di tengah tren kenaikan harga. Mengutip laporan keuangan semester I-2018, laba PTBA naik 49% jadi Rp 2,57 triliun.

Meski begitu, jika sudah menyangkut MSCI, pasar tak hanya  memperhatikan fundamental, melainkan inflow asing. "Bisa masuk sekarang, jika respons pasar cukup kuat, berpotensi menuju Rp 5.500," prediksi William.

Menurut Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest, jika sesuai perkiraan, maka akan terjadi money inflow dan perubahan pembelian yang masif terhadap PTBA. Sebaliknya, akan terjadi koreksi pada AKRA dan PWON.

Namun, lanjut Aditya, karena harga PTBA sudah cukup tinggi, maka saat MSCI diumumkan, investor mungkin akan sell on news. Sedangkan, PWON dan AKRA penurunannya akan relatif minim, karena harga telah bergerak turun.

Sebulan terakhir, PWON sudah turun 6,89% ke level Rp 540 dan AKRA terkoreksi 3% menjadi Rp 4.270.

Aditya tetap menyarankan buy on weakness PTBA. Sementara, wait and see AKRA dan PWON.  Target jangka pendek, PTBA mendekati Rp 5.000. Sedangkan, PWON di Rp 600 dan AKRA Rp 4.550

Aditya menilai, selama harga batubara menguat, kinerja PTBA akan stabil. Dari sisi fundamental, AKRA juga cukup positif, karena akan menambah 12 SPBU. Diversifikasi bisnis PWON bakal menyokong kinerja. Apalagi memiliki recuring income cukup kuat.

Di semester I-2018, laba AKRA naik 90% jadi sebesar Rp 1,12 triliun. PWON juga mencetak laba naik 25% menjadi Rp 1,13 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×