kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mayoritas bursa Asia melemah pada awal perdagangan Rabu (23/9)


Rabu, 23 September 2020 / 09:42 WIB
Mayoritas bursa Asia melemah pada awal perdagangan Rabu (23/9)
ILUSTRASI. Bursa Asia


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak variasi dengan mayoritas indeks melemah pada awal perdagangan Rabu (23/9). Pukul 09.10 WIB, indeks Nikkei 225 melemah 155,30 poin atau 0,66% ke 23.305, Hang Seng melemah 57,59 poin atau 0,24% ke 23.659,73, Taiex turun 42,88 poin atau 0,34% ke 12.602,63, Kospi turun 21,08 poin atau 0,90% ke 2.311,16, ASX 200 naik 107,13 poin atau 1,181% ke 5.888,70, Straits Times naik 1,74 poin atau 0,07% ke 2.465,03 dan FTSE Malaysia turun 2,11 poin atau 0,14% ke 1.503,67.

Di Asia, pasar Jepang dibuka kembali pada hari Rabu setelah libur dua hari, yang dapat memicu beberapa volatilitas.

Bursa Asia melemah, berkebalikan dengan Wall Street yang naik didorong kenaikan saham Amazon.com.

Reserve Bank of New Zealand juga mengumumkan keputusan kebijakan moneternya, meskipun analis memperkirakan suku bunga resmi tetap tidak berubah pada 0,25%.

Baca Juga: Bursa Asia memerah, dipicu kekhawatiran lockdown dan skandal di sektor perbankan

Mengutip Reuetrs, ke depan, investor akan terus mencermati ketegangan China-AS.

Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa bahwa China harus bertanggung jawab karena telah "melepaskan" Covid-19 di dunia, mendorong Beijing untuk menuduhnya "berbohong" dan menyalahgunakan platform PBB untuk memprovokasi konfrontasi.

Presiden China Xi Jinping memberikan nada damai dalam pidato virtual yang direkam sebelumnya kepada Majelis Umum, menyerukan peningkatan kerja sama atas pandemi dan menekankan bahwa China tidak berniat berperang "baik perang dingin atau perang panas dengan negara mana pun."

Xi juga mengumumkan rencana untuk meningkatkan target kesepakatan iklim Paris negaranya pada hari Selasa dan menyerukan revolusi hijau, hanya beberapa menit setelah Trump, yang telah menghapus ratusan peraturan lingkungan, mengecam China karena "polusi yang merajalela."

Selanjutnya: Mayoritas bursa asia menguat, investor menanti perkembangan stimulus fiskal AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×