kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Manajer investasi fokus perbesar ritel


Rabu, 16 April 2014 / 18:58 WIB
Manajer investasi fokus perbesar ritel
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi melalui ATM Bank Mandiri di Jakarta, Jumat (16/10/2022). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut likuiditas perbankan Indonesia masih terjaga baik meski diterpa kenaikan suku bunga acuan.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Manajer investasi memperbesar porsi investor ritel. Salah satu caranya, memperkuat transaksi elektronik reksadana.

Sejumlah manajer investasi menggandeng PT Indo Premier Securities untuk memasarkan reksadana melalui fasilitas online trading bernama IPOT Fund. Diantaranya, PT Bahana TCW Investment Management, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT BNP Investment Partner, PT First State Investments, PT Indo Premier Investment Management, PT Sinarmas Asset Management dan PT Syailendra Capital.

Bahana TCW Investment Management menargetkan porsi investor ritel bisa naik 25% dari total dana kelolaan tahun ini. Porsi tersebut naik dibandingkan saat ini yang masih sekitar 15%.

"Kami memaksimalkan setiap channel distribusi baru sehingga kami memanfaatkan fasilitas Indo Premier Securities ini," kata Edward, Jakarta, Rabu (16/4).

Edward mengatakan pihaknya menawarkan sembilan produk reksadana melalui IPOT Fund. Adapun jenisnya cukuip lengkap, mulai reksadana pasar uang, saham, campuran, hingga pendapatan tetap.

Selama ini, Bahana memanfaatkan perbankan dan fasilitas transaksi elektronik milik perusahaan bernama Sinar untuk memasarkan reksadana.  Menurut Edward, penjualan reksadana melalui perbankan fokus terhadap nasabah wealth management perbankan. Sedangkan Sinar, untuk investor komunitas seperti karyawan perusahaan. Nah, IPOT Fund ini diperkirakan bisa menggaet nasabah perseorangan.

Hingga akhir tahun, perusahaan menargetkan dana kelolaan Rp 25 triliun atau naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp 21 triliun. Saat ini, dana kelolaan tercatat Rp 22,3 triliun dengan total investor sekitar 3.100 investor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×