kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lippo Lepas Gerai Matahari ke Asing


Selasa, 26 Januari 2010 / 09:09 WIB
Lippo Lepas Gerai Matahari ke Asing


Sumber: KONTAN | Editor: Test Test

JAKARTA. Mulai kini, gerai Matahari Department Store tak lagi identik dengan Grup Lippo. Akhir pekan lalu, melalui PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Lippo melego 2,65 miliar saham atau setara 90,76% saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) kepada Meadow Asia Co. Ltd.


Harga penjualannya sebesar Rp 2.705,33 per saham atau 100% lebih tinggi dari harga saham LPPF di lantai bursa sehari sebelum transaksi itu diteken. MPPA beraup Rp 7,2 triliun dari penjualan ini.


Meadow adalah perusahaan patungan MPPA dan CVC Capital Partners. Tapi, MPPA hanya punya 20% dan CVC mengempit 80% saham LPPF. CVC sendiri merupakan perusahaan pengelola dana internasional yang masuk dalam jajaran Top Five. Dana kelolaannya mencapai US$ 46 miliar.


Sejatinya, indikasi rencana penjualan Matahari Department Store sudah muncul sejak September 2009. Kala itu, MPPA menjual aset unit usaha department store-nya itu kepada PT Pacific Utama Tbk. Nilai penjualan persediaan, peralatan dan perlengkapan usaha, serta hak sewa atas ruangan usaha peritel kelas menengah bawah ini sebesar Rp 430,06 miliar.


Pacific membeli unit usaha itu dengan duit hasil penerbitan saham baru yang nilainya sama dengan nilai akuisisi itu. Belakangan, Pacific bersalin nama menjadi Matahari Department Store. Tapi, perusahaan ini tetap perusahaan afiliasi Grup Lippo dan kepanjangan tangan MPPA.


Benjamin J. Mailool, Presiden Direktur MPPA, menjelaskan, penjualan saham LPPF bertujuan memperkuat struktur bisnisnya. "Karena, bisnis ritel butuh dana besar," katanya, kemarin. Tapi, dia belum bisa memastikan rencana penggunaan dana hasil penjualan itu.


Margin tipis


Direktur Financorpindo Nusa Edwin Sinaga menduga, Grup Lippo melihat perkembangan LPPF sudah tak signifikan lagi lantaran kalah bersaing dengan pemain lainnya. "Mereka melihat hal berbeda dari Hypermart, sehingga berencana terus menambah gerainya," imbuhnya.


Analis Asia Kapitalindo Securities Arga Paradita Sutiono menimpali, sektor ritel hanya memberikan margin yang tipis. Dalam hitungannya, marginnya hanya 2%-6%. "Kemungkinan, dana hasil penjualan itu akan digunakan untuk penambahan gerai Hypermart," katanya. Maklum, bisnis pasar modern mempunyai prospek lebih cerah.


Edwin menambahkan, ada kemungkinan, Grup Lippo ingin kembali fokus pada bisnis properti. Sekedar informasi, selain mempunyai gerai Hipermart melalui MPPA, raksasa bisnis ini masih memiliki sayap bisnis properti melalui PT Lippo Karawaci Tbk dan PT Lippo Cikarang Tbk. Mereka juga mempunyai megaproyek milik PT Kemang Village.


Adapun Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang melihat, kini, bisnis Lippo lebih fokus di sektor kesehatan dan keuangan nonperbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×