kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Lima emiten yang akan IPO di bulan ini punya prospek positif, begini penjelasannya


Kamis, 02 Januari 2020 / 21:14 WIB
Lima emiten yang akan IPO di bulan ini punya prospek positif, begini penjelasannya
ILUSTRASI. Lima perusahaan tengah melakukan penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal tahun ini, lima perusahaan tengah melakukan penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) dan akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lima perusahaan tersebut adalah PT Bank Amar Indonesia Tbk, PT Cisadane Sawit Raya Tbk, PT Royalindo Investa Wijaya, PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, dan PT Perintis Triniti Properti Tbk.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan kelima perusahaan tersebut didukung oleh sentimen positif di tahun ini. Hanya saja khusus sektor perbankan, Hans melihat persaingan di Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II cukup tinggi. Sementara Bank Amar Indonesia sendiri masuk dalam kategori BUKU II.

Baca Juga: Lima perusahaan akan IPO pada Januari 2020, mana yang menarik?

"Kalau di BUKU II dan III persaingan cukup ketat. Terutama di BUKU II, jadi cost of fund relatif lebih tinggi di tengah perlambatan ekonomi, sehingga risiko kredit macet meningkat. Jadi bank di BUKU II cukup berat," jelas Hans, Kamis (2/1).

Sementara itu, dari sektor crude palm oil (CPO), Hans melihat tahun ini harga CPO berada dalam tren peningkatan. Hal ini disebabkan salah satunya oleh peningkatan permintaan CPO dari India. Di tengah meningkatnya permintaan tersebut, Indonesia tengah menggalakkan program B30 yang membuat permintaan dalam negeri meningkat.

Dari sektor properti Hans juga memprediksi tahun ini akan bergerak naik. Pasalnya suku bunga Bank Indonesia (BI) sudah turun dan ada pelonggaran kredit. Sehingga di tengah daya beli masyarakat yang belum terlalu membaik, masih akan ada permintaan properti.

Baca Juga: Lima perusahaan ini akan melantai di BEI pada Januari 2020

Lebih lanjut, Ashmore Asset Management menjadi perusahaan dengan emisi yang paling besar di awal tahun ini. Manajer Investasi ini melepas 111,11 juta saham dengan harga penawaran Rp 1.900 per saham. Dari initial public offering (IPO) ini perusahaan membidik dana segar Rp 211,11 miliar.

Menurut Hans, bisnis aset manajemen masih cukup menarik di tengah prahara reksadana tahun lalu. Namun, dia memprediksi kekhawatiran investor akan segera mereda. Di tambah lagi Ashmore Asset Management termasuk perusahaan yang cukup besar.

"Aset manajemen kalau dana kelolaan sudah sekitar Rp 1 triliun, sudah enak, karena management fee sekitar 1%-2% dari dana pengelolaan sudah termasuk besar sekali pendapatan mereka," ujar dia.

Baca Juga: BEI menargetkan ada 57 emiten baru pada 2020

Selain soal prospek saham yang akan melantai tersebut, Hans juga berkomentar soal berlanjutnya tren IPO dengan emisi kecil. Menurutnya, tren ini sejalan dengan kondisi pasar yang belum bisa menyerap dengan mudah. "Mereka berusaha masuk dulu ke pasar, nanti mungkin ada penawaran berikutnya melalui rights issue atau placement untuk dapetin dana," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×