kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Layanan pemerintahan AS tutup, rupiah berpotensi menguat


Selasa, 25 Desember 2018 / 16:01 WIB
Layanan pemerintahan AS tutup, rupiah berpotensi menguat


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek penutupan layanan pemerintahan Amerika Serikat (AS) atau shutdown bisa menjadi penopang mata uang rupiah. Kurs rupiah pun diperkirakan menguat.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah pada Jumat (21/12) berada di level Rp 14.552 per dollar AS. Sedangkan dari kurs tengah BI berada di level Rp 14.480 atau melemah 0,13%.

"Rupiah diproyeksikan bergerak di rentang Rp 14.530 sampai Rp 14.580 per dollar AS atau relatif lebih stabil. Pelaku pasar mencermati efek shutdown terhadap sentimen bursa global dan berapa lama shutdown akan berlangsung," ujar Bhima Yudhistira, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) kepada Kontan.co.id, Senin (24/12).

Shutdown pemerintahan AS sendiri dimulai pada Sabtu (22/12) pasca Presiden AS Donald Trump meminta pendanaan untuk membangun tembok perbatasan AS dengan Meksiko. Trump meminta dana sebesar US$ 5 miliar. Namun Partai Demokrat hanya menyanggupi US$ 1,3 miliar. Penutupan layanan pemerintahan dikabarkan akan berlangsung hingga Tahun Baru nanti.

Nah, menurut Bhima, berbagai spekulasi tersebut membuat investor wait and see dan melakukan perpindahan aset berdenominasi dollar AS ke mata uang yang lebih aman seperti yen Jepang. "Dalam sepekan terakhir, yen berhasil menguat 1,53% terhadap dollar AS. Pelaku pasar lebih memilih safe haven seperti yen karena agak berkurang risk apetite-nya dan aman," ungkapnya.

Senada, analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan, shutdown pemerintahan AS membuat beberapa lembaga penting di Negeri Paman Sam harus tutup karena tidak ada anggaran. "Presiden Trump dan Kongres belum sepakat masalah anggaran. Ditambah kebijakan The Fed untuk kenaikan suku bunga dua kali tahun depan juga berpengaruh. Dollar melemah, jadi rupiah bisa menguat. Hanya saja efek shutdown pemerintahan AS yang lebih dominan mempengaruhi," imbuh Putu.

Secara teknikal, Putu menilai pergerakan rupiah berada di bawah garis MA 50, 100, dan diatas MA 200. Sedangkan, indikator MACD naik di level -39, dan indikator stochastic naik di level 65. Di pekrna ini, ia memperkirakan rupiah akan menguat tipis di level Rp 14.320 sampai 14.640 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×