kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,26   4,51   0.50%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih Chandra Asri (TPIA) merosot 81% hingga kuartal ketiga, ini sebabnya


Senin, 23 Desember 2019 / 07:20 WIB
Laba bersih Chandra Asri (TPIA) merosot 81% hingga kuartal ketiga, ini sebabnya
ILUSTRASI. Suasana ujicoba produksi pabrik Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) yang merupakan pabrik penghasil Butadine (bahan baku ban) di komplek PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Cilegon, Banten (25/10). Chandra Asri (TPIA) mengantongi pendapatan bersih US$ 1,3


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten Grup Barito yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatat penurunan kinerja pada sembilan bulan pertama tahun ini. Chandra Asri mengantongi pendapatan bersih US$ 1,39 miliar, turun 29,28% jika dibandingkan dengan periode Januari-September 2018 yang mencapai US$ 1,96 miliar.

Margin laba kotor TPIA turun menjadi 12,1% dari sebelumnya 17,6%. Berdasarkan laporan keuangan TPIA yang dirilis hari ini, Senin (23/12), laba emiten sektor industri dasar ini pun anjlok hingga 81,48% menjadi US$ 31,45 juta dari sebelumnya US$ 169,85 juta. Penurunan laba ini terutama dipicu oleh anjloknya pendapatan dan margin laba kotor TPIA.

Suryandi, Direktur SDM & Urusan Korporate sekaligus Sekretaris Perusahaan TPIA mengungkapkan bahwa pendapatan bersih TPIA turun karena volume penjualan yang lebih rendah. Hal ini terjadi karena turnaround maintenance terjadwal, ditambah dengan harga jual rata-rata yang lebih rendah terutama untuk etilen dan polietilen.

Baca Juga: Saham BBCA dan TPIA menjebol rekor baru di Liga Saham Big Cap Selasa (17/12)

Beban pokok pendapatan turun 24,5% karena penurunan biaya bahan baku. Harga naphta turun menjadi rata-rata US$ 543 per metrik ton dari sebelumnya US$ 646 per metrik ton. "Ini mencerminkan minyak mentah brent yang terkontraksi menjadi rata-rata US$ 65 per barel pada sembilan bulan pertama 2019 dibandingkan dengan sebelumnya US$ 73 per barel," ungkap Suryandi dalam siaran pers, Senin (23/12).

Chandra Asri mengungkapkan bahwa turnaround maintenance telah rampung selama Agustus-September 2019. TPIA pun memulai pabrik polietilen baru dengan kapasitas 400 KTA dan tambahan kapasitas polipropilen 1110 KTA melalui debottlenecking

Baca Juga: Simak rekomendasi analis soal rencana Chandra Asri (TPIA) gelar rights issue

"Kami mencapai EBITDA year to date September 2019 sebesar US$ 155 juta kendati margin industri petrokimia yang lebih rendah," imbuh Suryandi. Selanjutnya, TPIA melanjutkan pembangunan kompleks cracker kedua yang akan memberikan lonjakan pertumbuhan dan berkontribusi terhadap peningkatan pasokan domestik produk petrokimia.

Pada akhir September 2019, TPIA memiliki total aset US$ 3,17 miliar, naik 0,1% ketimbang posisi akhir Desember 2019. Dari total liabilitas sebesar US$ 1,40 miliar, utang berbunga TPIA mencapai US$ 823,5 juta. Jumlah utang berbunga ini naik 33,2% sejak awal tahun. 

Tambahan utang ini berasal dari fasilitas kredit ekspor dari JBIC sebesar US$ 183 juta dan penerbitan obligasi berkelanjutan US$ 52 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×