kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurangi nasi bikin badan langsing, mitoskah?


Rabu, 19 April 2017 / 14:09 WIB
Kurangi nasi bikin badan langsing, mitoskah?


Sumber: intisari online | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Memiliki badan yang ideal adalah dambaan semua  insan, laki dan perempuan. Tubuh yang langsing dikabarkan dapat menunjang kecantikan dan kepercayaan diri.

Berbagai macam cara dilakukan untuk menurunkan berat badan. Banyak yang sudah keluar keringat bercucuran karena olah raga demi badan langsing. Selain itu, ada pula yang mengurangi porsi makan nasi demi badan tak tambun.

Kita tahu, nasi merupakan sumber karbohidrat yang menghasilkan energi untuk beraktifitas sehari-hari. Sebagai orang Indonesia, nasi menjadi makanan penting dan makanan yang wajib dikonsumsi.

Meski demikian, demi alasan kecantikan dan menurunkan berat badan, orang-orang berbondong-bondong mengurangi porsi makan nasinya; apakah fakta atau mitos belaka?

Kandungan karbohidat di dalam nasi merupakan zat tenaga, maka nutrisi yang terkandung di dalam nasi berguna untuk tubuh kita untuk melakukan aktifitas fisik. Maka jika kita mengurangi nasi untuk menurunkan berat badan hal ini hanyalah mitos.

Karena saat kita mengurangi asupan karbohidrat, kita bisa menjadi lemas dan tak bertenaga sepanjang hari. Maka tak ada keharusan untuk mengurangi asupan nasi jika ingin menurunkan berat badan.

Menurut nutrisionis Jansen Ongko, mengurangi nasi untuk menurunkan berat badan sama sekali tidak benar. Menurutnya, penyebab obesitas bukanlah nasi, melainkan karena kelebihan asupan kalori harian baik dari karbohidrat, lemak, protein, atau kombinasi seluruh makanan lain.

Saat kita ingin mengurangi nasi, boleh saja asalkan kita telah mengkonsumsi asupan karbohidrat lainnya. Seperti buah-buahan, kentang, ubi, pasta, dan lainnya.

“Bisa juga ketika kita kesulitan mengontrol porsi makan kita akibat tingginya nafsu makan, sehingga nasi kita campurkan dengan lauk pauk yang banyak, hal inilah yang dapat memicu obesitas,” imbuh Jansen.

Maka mitos ini sebaiknya tidak terlalu kita jadikan pacuan, namun saat kita tak beraktifitas nasi menjadi salah satu hal yang perlu kita kurangkan. Karena sumber tenaga yang seharusnya keluar menjadi tidak keluar, dan dapat menimbun lemak di dalam tubuh.

(Moh Habib Asyhad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×