kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kupon ORI akan menarik minat investor


Rabu, 18 September 2013 / 08:51 WIB
Kupon ORI akan menarik minat investor
ILUSTRASI. Bobobox Cabin atau?Bobocabin adalah salah satu hotel unik di Bandung yang cocok untuk menghabiskan libur lebaran 2022.


Reporter: Wahyu Satriani, Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate yang kembali merangkak naik di level 7,25% hampir dipastikan ikut mengerek kupon obligasi ritel Indonesia (ORI) seri 010. Pemerintah akan menetapkan kupon ORI010, Rabu ini (18/9).

Sumber KONTAN membisikkan, instrumen bertenor tiga tahun ini akan ditetapkan dengan kupon 8,5%. Kupon tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kupon ORI seri 009 yang sebesar 6,25%.

Tingginya kupon ORI tahun ini akan menjadi daya tarik bagi investor. Buktinya, jumlah investor yang masuk mencapai lebih dari Rp 20 triliun. "Usulan target yang masuk dari seluruh agen penjual sudah di atas Rp 20 triliun. Hal itu menunjukkan bahwa minat investor cukup bagus," ujar Fatati Sriwahyuni, Kepala Sub Bidang Analisis Laporan Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Selasa (17/9).

Menurut Fatati, pemerintah masih mempertimbangkan target usulan dari agen penjual tersebut. Selain itu, pemerintah juga tidak akan menaikkan target atau upsize dari estimasi yang telah ditetapkan sebelumnya sekitar Rp 15 triliun hingga Rp 20 triliun. "Pemerintah belum tentu menerima seluruh usulan agen penjual," ujar Fatati.

Perencana keuangan Aidil Akbar mengatakan, ORI cukup menarik untuk investor yang memiliki profil konservatif dan moderat. Instrumen ini bisa menjadi alternatif investasi dengan tujuan jangka pendek dan menengah. "ORI memiliki keuntungan yang cenderung lebih tinggi dibandingkan deposito, aman karena dijamin oleh pemerintah dan likuid," ujar Aidil.

Berdasarkan data pasar KONTAN per 16 September 2013, rata-rata bunga deposito berjangka rupiah bank hanya 5,92% per tahun. Dengan iming-iming kupon 8,5%, ORI010 tentu lebih menggiurkan bagi investor.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Maryono memperkirakan, pihaknya dapat menjual ORI010 sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 200 miliar, terutama untuk para nasabah BTN Prioritas. BTN menjadi sub agen untuk Danareksa Sekuritas.

PT Mandiri Sekuritas masih menunggu besaran penjatahan dan keputusan kupon dari pemerintah. Presiden Direktur Mandiri Sekuritas, Abiprayadi Riyanto menuturkan, pihaknya optimistis menjual ORI010 sebesar Rp 1 triliun.

Head of Debt Research PT Danareksa Sekuritas, Yudistira Slamet menilai, kupon ORI di level 8,5% cukup menarik bagi investor. Kupon ini memiliki spread 100 basis poin di atas yield surat utang negara (SUN) bertenor sama. Mengutip Bloomberg, Selasa (17/9), yield SUN seri FR0055 bertenor tiga tahun bertengger di level 7,39%.

Tren yield SUN ini terus turun sejak pengumuman kenaikan BI rate menjadi 7,25% pada Kamis (12/9). "Investor asing sudah mengantisipasi kenaikan BI rate. Ketika BI rate naik, asing masih nyaman dengan instrumen SUN," ungkap Yudistira.

Menurutnya, tren penurunan yield juga dipengaruhi oleh berkurangnya volatilitas kurs rupiah. Investor asing merespons positif kestabilan rupiah dengan bertahan di pasar SUN.

Selain lebih menarik dibanding SUN dengan tenor yang sama, ORI010 juga memberikan penawaran unggul dibanding deposito. Memang suku bunga deposito saat ini terbilang menarik. Tapi, jika tahun depan inflasi cenderung stabil, maka BI akan kembali menurunkan tingkat suku bunga. Hal ini akan diikuti oleh penurunan suku bunga deposito perbankan.

Yudistira menambahkan, investor berpotensi memetik keuntungan berupa potongan pajak yang lebih kecil. Potongan pajak ORI010 sebesar 15% dari kupon. Sementara potongan pajak deposito 20% dari bunga. Keuntungan tambahan berupa capital gain dapat diperoleh jika investor aktif memperjualbelikan ORI 010 di pasar sekunder.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×