kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,75   -7,60   -0.82%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal satu masih sepi pendatang baru


Kamis, 11 Februari 2016 / 07:04 WIB
Kuartal satu masih sepi pendatang baru


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengantongi sedikitnya lima emiten baru di kuartal pertama tahun ini. Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia mengatakan, masih ada tiga perusahaan lagi yang akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO).

Sampai saat ini, dua perusahaan sudah resmi masuk bursa saham, yakni PT Bank Artos Indonesia Tbk dengan kode saham ARTO dan PT Mitra Pemuda Tbk yang berkode saham MTRA.

Kemarin, MTRA sudah melepas sahamnya sebanyak 170 juta saham baru atau 21,25% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh. Perseroan meraup dana Rp 31,84 miliar dari IPO tersebut.

MTRA mengaku terjadi kelebihan permintaan alias oversubscribed pada penawaran sahamnya sebesar 2,59 kali. Samsul mengatakan, tiga calon emiten yang sudah masuk pipeline BEI adalah PT Mahaka Radio Integra Tbk, PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) serta PT Bank Ganesha.

Mahaka akan mencatatkan diri di papan bursa dengan kode MARI pada hari ini, Kamis (11/1). Saham perdana MARI ditetapkan Rp 750 per saham. Anak usaha Mahaka Group milik pebisnis Erick Thohir ini akan melepas 105,05 juta saham biasa atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Sehingga, perseroan meraup dana sebesar Rp 78,7 miliar dari IPO.

Pada Maret nanti, Bank Ganesha berencana menjual 20% sahamnya ke publik. Sementara GAP yang merupakan anak usaha PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) berencana menjual 10% saham ke publik dari total 2,2 miliar saham dengan mengincar dana sebesar Rp 300 miliar.

"Jadi sebenarnya, yang IPO pada kuartal pertama tahun ini adalah perusahaan yang berencana listing tahun lalu, tapi tertunda," ujar Samsul, Rabu (10/2).

Memang kondisi pasar akhir tahun lalu cukup volatil sehingga beberapa perusahaan menunda aksi korporasi ini. Misalnya Mahaka Radio yang semula berencana listing pada Desember 2015.

Saham IPO Mahaka berada di batas terbawah rentang harga penawaran karena kondisi pasar belum pulih benar. Bahkan, Bank Ganesha dan GAP sudah cukup lama merencanakan IPO, namun tertunda.

Parningotan Julio, Kepala Riset Millenium Danatama Sekuritas, mengatakan, laju ekonomi yang melambat menyebabkan pasar pada tahun lalu kurang kondusif. Sementara di awal tahun ini, pasar saham banyak digempur sentimen eksternal seperti perlambatan ekonomi China dan penurunan harga komoditas.

Sehingga, pada kuartal I 2016, tidak banyak perusahaan besar yang langsung IPO. Ketidakpastian pasar yang cukup tinggi turut membuat perusahaan besar menahan diri melakukan aksi korporasi. "Yang besar-besar belum IPO karena takut tak terserap market juga," kata Parningotan.

Di sisi lain, pasar obligasi terlihat lebih menarik karena ada penurunan suku bunga. Sehingga, pendanaan obligasi masih menjadi pilihan beberapa korporasi.

Liga Maradona, analis Recapital Securities, mengatakan, IPO di kuartal ini belum agresif karena pasar kurang kondusif. Apalagi belum banyak kepastian soal implementasi paket kebijakan ekonomi pemerintah.

Dia memprediksi, pasar lebih stabil pada kuartal kedua, usai rilis kinerja emiten. Saat ini, fokus investor masih eksternal. "Ada banyak sentimen eksternal yang kurang bagus di kuartal ini, sehingga, harapannya bisa lebih bagus di kuartal kedua," ujarnya.

Beberapa anak usaha BUMN diharapkan bisa masuk bursa. Misalnya, anak Waskita Karya (WSKT), yakni Waskita beton Precast yang berencana IPO dengan memakai buku Juni 2016. WSKT akan melepas saham anaknya sekitar 35%-40% dengan target perolehan dana IPO sebesar Rp 3,5 triliun-Rp 4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×