Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - MALANG. Pasar berjangka komoditas Indonesia berpeluang mendorong perekonomian Indonesia. Kepala Bappebti Bachrul Chairi mengatakan, apabila transaksi bursa berjangka di dalam negeri likuid, akan muncul produk-produk yang dapat membantu perkembangan ekonomi.
"Apabila di Indonesia sudah ada pasar berjangka komoditas yang likuid, maka margin yang dibayarkan dalam bursa bakal ikut stabil," ujar Bachrul di Malang, Jumat (6/10).
Permasalahannya, saat ini, bursa komoditas masih mengacu pada harga spot dibandingkan harga kontrak berjangka (futures contract), seperti halnya kontrak London Metal Exchange yang bergulir tiga bulan ke depan.
Padahal, jika tercapai kestabilan pada harga komoditas kontrak masa depan, maka industri akan mendapatkan kepastian harga serta referensi harga yang tepat. Dengan demikian, bursa komoditas bisa menjadi alternatif lain dalam kegiatan investasi yang sama menjanjikannya dengan saham dan aset lindung nilai alias hedging.
Bachrul memberi contoh, saat Amerika Serikat terpapar bencana badai dan mempengaruhi pertanian gandum, Bogasari mengeluarkan upaya besar untuk mencari kontrak gandum dengan harga yang tidak akan berimbas pada harga jual produk mereka.
"Dia sebagai industri harus melakukan penjaminan agar harga bahan bakunya stabil," jelas Bachrul. Ia melihat adanya potensi besar untuk membantu produsen dan pengolah komoditas ekspor yang mumpuni.
Menurutnya, Indonesia adalah negara yang memilki produk-produk komoditas dunia. Namun sebagai negara eksportir yang cukup dominan, kita masih mengacu pada harga luar negeri.
Indonesia seharusnya dapat menarik perhatian pasar investasi. Itu sebabnya, kata Bachrul, Bappebti terus berusaha mengejar adanya kontrak futures untuk menjadikan komoditas Indonesia sebagai acuan harga dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News