kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja sektor barang melaju lebih cepat


Rabu, 04 Mei 2016 / 07:29 WIB
Kinerja sektor barang melaju lebih cepat


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kinerja sektor konsumsi pada kuartal I-2016 menunjukkan tren positif. Meski daya beli masyarakat belum sepenuhnya tumbuh, sebagian besar emiten mencatat pertumbuhan laba.

Misalnya, penjualan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik 9,9% menjadi Rp 16,51 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu. Hal tersebut menyebabkan laba bersih naik 38,26% menjadi Rp 1,36 triliun. Sang anak, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mencatat laba bersih sebesar Rp 944,8 miliar atau naik 18,6% dari kuartal I-2015.

Dari emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan kenaikan penjualan 7,31% menjadi Rp 4,55 triliun. Alhasil, laba bersih KLBF naik 7,24% menjadi Rp 576,33 miliar. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) meraih kenaikan penjualan 11,7%, menjadi Rp 1,14 triliun. Laba bersih naik 4,76% menjadi Rp 42 miliar.

Muhammad Ikhsan, Analis NH Korindo mengatakan, beberapa emiten meraih penjualan di bawah rata-rata industri, tapi laba bersih masih naik. "Berarti ada efisiensi," kata Ikhsan.

Namun tidak semua emiten konsumer meraup kenaikan laba. Laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) misalnya, melorot 1,2% menjadi Rp 1,57 triliun. Padahal, penjualan naik 6,1% menjadi Rp 9,98 triliun.

Di emiten rokok, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) masih memimpin pendapatan, sebesar Rp 21,92 triliun atau naik 1,67%. Laba bersih perseroan tumbuh 7,61% menjadi Rp 3,11 triliun. Ikhsan bilang, meski price earning ratio (PER) relatif tinggi, HMSP yang akan stock split tetap menarik karena akan lebih terjangkau investor ritel. HMSP sendiri akan stock split dengan rasio 1:25.

William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Sekuritas, mengatakan, kinerja emiten konsumer ada plus dan minusnya. Imbas perlambatan ekonomi, pergerakan kurs rupiah dan penyesuaian harga mengerem laju konsumsi masyarakat.

Apalagi, jumlah tenaga kerja dari berbagai sektor turun. Efeknya pengeluaran di berbagai sektor industri, termasuk sektor konsumsi merosot.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, berharap, perekonomian membaik di kuartal depan sehingga daya beli masyarakat bisa lebih baik. Alhasil, sektor konsumer ikut terangkat. Menurutnya, sektor konsumsi menjadi parameter bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sekitar 56% produk domestik bruto (PDB) Indonesia juga disumbang oleh sektor konsumsi. Sementara di Bursa Efek Indonesia, porsi sektor konsumsi 29%. "Ekspektasinya, di kuartal III dan IV, ekonomi membaik sehingga daya beli masyarakat membaik," kata Hans.

Ia merekomendasikan beli saham INDF dengan target tahun ini Rp 9.696,51, ICBP Rp 17.383, UNVR Rp 48.700 dan AISA Rp 1.831. William menyarankan KAEF dengan target Rp 1.500, KLBF Rp 1.700, INDF Rp 7.800 dan UNVR Rp 48.000. Ikhsan merekomendasikan ROTI dengan target Rp 1.600, UNVR bertarget Rp 48.000, dan HMSP dengan target Rp 105.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×