kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

​Kinerja ROTI bisa tertolong kenaikan daya beli tahun ini


Rabu, 21 Maret 2018 / 20:11 WIB
​Kinerja ROTI bisa tertolong kenaikan daya beli tahun ini
ILUSTRASI. Kemasan baru Sari Roti


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum mengeluarkan laporan keuangan secara full year di tahun 2017, analis memperkirakan kinerja PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) di 2017 masih akan tertekan. Namun, di 2018, kinerja ROTI diproyeksikan lebih baik seiring dengan daya beli yang memulih.

Tercatat, di kuartal III 2017 penjualan ROTI turun tipis 0,65% year on year (yoy) menjadi Rp 1,82 triliun. Analis Paramitra Alfa Sekuritas, William Siregar mengatakan penurunan penjualan tersebut menandakan daya beli masyarakat di tahun 2017 memang masih melemah.

Sedangkan, total penjualan ROTI hingga kuartal IV 2017 juga masih William proyeksikan tertekan.

Christy Halim Analis Trimegah Sekuritas juga memproyeksikan kinerja ROTI pada laporan keuangan 2017 tumbuh tipis. "Kami memperkirakan pendapatan hanya akan tumbuh 2% meski pada kuartal IV 2017 ROTI mengalami perbaikan kinerja," kata Christy, dalam risetnya 2 Maret 2018.

Namun, di tahun ini sentimen positif yang mampu menyokong kinerja ROTI datang dari daya beli yang diprediksikan membaik. "Tahun ini ekspektasi daya beli masyarakat akan meningkat karena pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di 5,2%," kata William, Rabu (21/3).

Sentimen yang mendukung daya beli bisa membaik adalah pagearan Pilkada dan Pemilu, Asian Games 2018, dan Piala Dunia. "Event tersebut sudah berkorelasi pada daya beli masyarakat jadi memang secara daya beli masyarakat berpengaruh positif di tahun ini," kata William.

Selain sentimen daya beli yang diprediksikan membaik, tercatat pada kuartal III 2017 penjualan produk ROTI banyak berasal dari gerai minimarket seperti Indomaret dan Alfamart. William menyebut, penetrasi penjualan ROTI di dua minimarket tersebut mencapai 66,32%.

Cukup besarnya penetrasi penjualan produk ROTI di minimarket tersebut bisa jadi katalis positif bagi ROTI bila ke depannya minimarket tersebut semakin tumbuh membuka gerai baru.

Dari sisi internal ROTI, Chirsty mengatakan ROTI akan mengimplementasikan beberapa inisiatif baru di tahun ini untuk mendukung pertumbuhan di tahun ini. "Mengikuti penyertaan Kohlberg Kravis Roberts & Co LP (KKR) investor asing yang memegang sebagian besar saham ROTI, tahun ini ROTI akan memberi nilai tambah pada sisi logistik dan rantai pasokan," kata Christy. Bahkan, ROTI, KKR saat ini bekerjasama dengan Gojek.

Selain itu, hasil rights issue yang dilakukan ROTI beberapa bulan lalu menghasilkan dana sebesar Rp 1,4 triliun. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk membangun pabrik baru dan refinancing obligasi senilai Rp 500 miliar yang jatuh tempo pada Mei/Juni 2018.

ROTI berencana membangun lima pabrik baru lagi dalam lima tahun kedepan. Dua pabrik berlokasi di Gresik dan Lampung saat ini sudah masuk dalam pipeline. Diharapkan kedua pabrik tersebut bisa mulai beroperasi pada semester I 2019. Sementara, tiga pabrik lainnya baru mulai dikembangan dua tahun mendatang.

Menurut Christy dengan melihat rencana ekspansi tersebut, perusahaan berusaha menunjukkan optimisme kinerja yang lebih baik kedepannya. Christy merekomendasikan netral hingga muncul perkembangan dari kenaikan harga saham ROTI.

Hanya saja, tantangan bagi ROTI di tahun ini menurut William adalah mengendalikan beban penjualan. Berdasarkan laporan keuangan, tercatat, di kuartal III 2017 beban penjualan ROTI pada persediaan kadaluarsa atau cacat naik 46% menjadi 165 miliar. Penyebab kenaikan beban usaha ini tidak lain menandakan daya beli di tahun lalu memang lemah.

Saat ini, William merekomendasikan Hold untuk ROTI di target harga Rp 1.100 per saham. Pendapatan ROTI William prediksikan bisa tumbuh 5%-6% ditahun ini didukung daya beli masyarakat yang lebih baik dari tahun lalu. Namun, William mengatakan kinerja ROTI mulai terlihat membaik di semester I seiring dengan mulai berlangsungnya Pilkada serta Lebaran. Sementara, pada kuartal I kinerja ROTI masih akan tertekan karena pemerintah memproyeksikan laju ekonomi Indonesia di kuartal I 2018 akan lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Dari segi PE/ratio, William menilai saat ini ROTI berada di 55 kali dan termasuk over value. Sementara, Stevanus Juanda Analis UOB Kay Hian merekomendasikan buy di target harga Rp 1.425 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×