kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Matahari Departemen Store (LPPF) belum sesuai harapan, ini rekomendasi analis


Senin, 05 Agustus 2019 / 23:23 WIB
Kinerja Matahari Departemen Store (LPPF) belum sesuai harapan, ini rekomendasi analis


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan belum sesuai harapan, saham PT Matahari Departemen Store Tbk (LPPF, anggota indeks Kompas100) disarankan untuk tahan atau hold

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bersih yang berhasil diraup perseroan di kuartal II-2019 naik 0,6% yoy menjadi Rp 5,95 triliun.  

Baca Juga: Ekspansif, Sarana Menara Nusantara (TOWR) targetkan realisasi capex Rp 3,5 triliun

Sayangnya, emiten juga mencatatkan kenaikan beban keuangan menjadi Rp 25,182 miliar atau sebanyak 61,31%. Dengan begitu, laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turun 13,43% menjadi Rp 1,61 triliun. 

Meskipun begitu, Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengungkapkan bahwa pertumbuhan penjualan toko yang sama (same store sales growth/SSSG) di sepanjang kuartal II-2019 cenderung positif dengan kenaikan 1,7%, dibandingkan kuartal I-2019 yang justru turun 1,7%.

"Meskipun begitu, kami tetap berhati-hati pada kinerja perusahaan, mengingat SSSG 2019 yang positif cenderung ditopang peningkatan penjualan rata-rata retail satuan (AUR) sebesar 6,2%" kata Christine dalam riset 31 Juli 2019. 

Baca Juga: Kinclongnya kinerja Elnusa ditopang oleh peningkatan seluruh lini bisnis

Tumbuhnya SSSG di luar Jawa juga tampak dengan adanya kenaikan 2,6%, di tengah tekanan harga komoditas. Dalam hal ini, LPPF cukup berperan dalam kenaikan SSSG nasional di 2019. 

Di sisi lain, arus cashflow operasional LPPF tercatat turun 53% yoy sepanjang semester I-2019. 

Hal ini sebagian besar didukung meningkatnya pembayaran dari perusahaan itu, ke para pemasok sekitar 17% yoy di semester I-2019, akibat bergesernya waktu lebaran yang mengharuskan emiten itu membayar lebih awal kepada pemasok.




TERBARU

[X]
×