kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja kuartal akhir dorong laba Sampoerna Agro


Kamis, 30 Maret 2017 / 09:33 WIB
Kinerja kuartal akhir dorong laba Sampoerna Agro


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tahun 2016 menjadi masa suram bagi pelaku industri kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) karena produksi yang turun. Tapi, rupanya kondisi itu tak berlaku bagi PT Sampoerna Agro Tbk.

Pendapatan emiten berkode saham SGRO ini pada 2016 memang turun 2,8% yakni Rp 2,91 triliun dibandingkan tahun 2015 yang mencapai Rp 2,99 triliun. Namun, laba bersih perusahaan sepanjang tahun lalu justru melejit 78,48% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp 442 miliar berbanding Rp 247,57 miliar.

Head of Investor Relation Sampoerna Agro Michael Kesuma mengatakan bahwa kinerja apik yang ditunjukkan perusahaan ini tak terlepas dari cemerlangnya kinerja di kuartal IV-2016. Pasalnya, di kuartal akhir tahun lalu tersebut, Sampoerna Agro mencatat peningkatan pendapatan yang cukup menggembirakan.

Lonjakan ini dipengaruhi oleh dua faktor, pertama, peningkatan produksi CPO perusahaan menyusul berakhirnya efek kemarau panjang atau El Nino tahun 2015. Kedua, melambungnya harga CPO global yang berhasil menembus di atas US$ 750 per ton. "Pada kuartal keempat tahun lalu, produksi minyak sawit kami mencapai level tertinggi di sepanjang tahun dan dalam sejarah," terang Michael kepada KONTAN, Rabu (29/3).

Sampoerna melaporkan telah memproduksi Tandan Buah Segar (TBS) pada kuartal IV-2016 sebesar 748.859 ton. Jumlah ini meningkat 199% dibandingkan triwulan sebelumnya. Produksi TBS ini memberi kontribusi 50% dari total produksi tahun 2016.

Selain produk CPO, peningkatan laba juga ditopang oleh peningkatan produk minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO). Permintaan PKO meningkat sehingga harganya melejit.

Sepanjang tahun lalu, 75% pendapatan perusahaan tersebut berasal dari penjualan CPO, sedangkan 25% sisanya berasal dari pendapatan pajak tangguhan, hasil dari inisiatif revaluasi aset, dan laba tambahan dari divestasi anak perusahaan, yakni PT Pertiwi Lenggara Agromas.

Pada tahun 2017, SGRO berencana memperluas ekspansi lahan sawit dan karet. Michael menargetkan, tahun ini ada ekspansi lahan sawit seluas 4.000-6.000 hektare (ha). Sedangkan target ekspansi lahan karet adalah sebesar 2.000 ha-3.000 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×