kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja KLBF tertahan pelemahan rupiah dan daya beli


Rabu, 29 Agustus 2018 / 21:38 WIB
Kinerja KLBF tertahan pelemahan rupiah dan daya beli
ILUSTRASI. Petugas KALCare melayani pemeriksaan kesehatan awak kabin Citilink


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beban biaya produksi yang terpapar sentimen negatif pelemahan rupiah dan daya beli yang melemah menekan perolehan laba bersih PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Rupiah yang cenderung melemah memberatkan kinerja perusahaan yang banyak melakukan impor bahan baku dengan denominasi dollar AS ini. Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih KLBF tercatat stagnan di Rp 1,22 triliun. Perolehan laba bersih tersebut stabil dengan perolehan di tahun sebelumnya. Sementara, di periode yang sama, KLBF masih konsisten mencatatkan pertumbuhan pendapatan dengan naik 3,1% secara year on year (yoy) menjadi Rp 10,38 triliun.

Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar mengatakan, faktor yang menekan sisi bottom line KLBF karena efek beban biaya bahan baku impor. William mencatat, porsi struktur bahan baku KLBF sebesar 73% merupakan bahan baku impor.

Hingga akhir tahun, William memproyeksikan kinerja KLBF masih akan berat dalam mencetak pertumbuhan laba bersih yang lebih siginifikan. Menurutnya, rupiah belum akan menguat seiring rencana The Fed menaikkan dua kali lagi suku bunga di sisa tahun ini.

Pelemahan rupiah itu yang membuat William belum mengubah rekomendasi netral untuk saham KLBF sejak awal tahun dengan target harga Rp 1.400 per saham.

Selain faktor pelemahan rupiah, William mengatakan, faktor kelesuan daya beli juga masih akan memberatkan kinerja KLBF. William mencatat, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di kuartal III tahun ini diproyeksikan akan menurun ke level 96,66 setelah di kuartal II 2018 berada di level 125,43.

Data tersebut memperlihatkan bahwa daya beli di kuartal III 2018 akan lebih rendah dari kuartal sebelumnya setelah masyarakat gencar membelanjakan uangnya di momen-momen pada kuartal II 2018 seperti Lebaran.

Namun, William memproyeksikan pendapatan KLBF hingga akhir tahun masih bisa tumbuh 4,17% atau mencapai Rp 21,03 triliun dan laba bersih berpotensi tumbuh 4,25% menjadi Rp 2,5 triliun.

Menurut William, katalis positif KLBF datang dari semakin sadarnya masyarakat Indonesia akan kesehatan sehingga mulai mengonsumsi makanan, minuman dan obat bernutrisi. Hingga akhir tahun, William memproyeksikan segmen nutrisi menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan KLBF.

Hingga semester I 2018, tercatat segmen distribusi dan logistik masih mendominasi perolehan penghasilan bagi kinerja KLBF sebesar Rp 3,05 triliun atau 33% dari total pendapatan. Lalu menyusul segmen nutrisi menyumbang Rp 2,85 triliun atau 29% dari total pendapatan.

Sementara, Analis PT Indopremier Sekuritas Putri Tobing mengatakan, katalis positif KLBF bisa datang dari penjualan obat-obatan khusus seperti obat diabetes. "KLBF berencana memperluas penawaran obat-obatan khusus mereka yang bisa membawa margin lebih baik dan kompetisi lebih rendah," kata Putri, dalam riset 2 Agustus 2018.

Selain itu, langkah KLBF untuk mengembangkan penjualan produk suplemen dan produk herbal juga bisa mengerek pendapatan.

Manajemen KLBF merevisi target pertumbuhan penjualan dan laba bersih dari 7%-9% menjadi 5%-7%. Sementara, target margin laba operasional idak berubah di 14,5%-15,5%.

KLBF juga menyiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. "Kami masih nyaman untuk menempatkan perkiraan kami dan mengharapkan pertumbuhan pendapatan 4,8% di akhir tahun ini," kata Putri.

Putri merekomendasikan hold saham KLBF di target harga Rp 1.350 per saham. Sementara, Mimi Halimin, analis Mirae Asset Sekuritas dalam risetnya 2 Agustus 2018 merekomendasikan buy saham KLBF di target harga yang lebih rendah yakni Rp 1.550 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×